Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Roda Penjualan Sepeda Melambat, Produsen Masih Pede

Permintaan sepeda mulai melandai setelah mengalami lonjakan hebat pada tahun lalu. Produsen menilai banyak faktor yang menyebabkan demikian.
Sejumlah pesepeda memacu kecepatan saat berlangsung uji coba pemberlakuan lintasan road bike di jalan layang non tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang, Jakarta, Minggu (23/5/2021). /Antara
Sejumlah pesepeda memacu kecepatan saat berlangsung uji coba pemberlakuan lintasan road bike di jalan layang non tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang, Jakarta, Minggu (23/5/2021). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri sepeda menyebut dalam tiga bulan ini penjualan sepeda tengah melandai. Hal itu pun disebut sebagai siklus yang biasa terjadi.

Ketua Umum Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI) Rudiyono mengatakan karena sepeda bukan barang pokok biasanya jika ada momentum tertentu penjualan akan sepi. Menurutnya saat ini masyarakat banyak yang berfokus pada tahun ajaran baru anak.

"Sekarang sedang musim pendaftaran sekolah baru jadi memang tergeser fokus konsumen. Apalagi sampai awal tahun ini penjualan masih cukup ramai dan secara total sekarang masih bagus di atas sebelum pandemi," katanya kepada Bisnis, Senin (7/6/2021).

Rudiyono mengatakan secara harga produsen atau anggota AIPI belum ada yang mengeluhkan sampai melakukan penurunan harga. Namun, kebijakan harga di sepeda menjadi kebijakan masing-masing produsen.

Dia pun menduga tren penurunan harga banyak terjadi pada sepeda impor.

Tahun lalu, asosiasi mencatat penjualan sudah menembus dua kali lipat dari 2019, jika digabung dengan sepeda impor penjualan pada 202 lebih 8 juta dengan porsi penjualan sepeda lokalnya sekitar 4 jutaan. AIPI pun optimistis tahun ini masih akan baik.

Sementara itu secara kapasitas produksi dalam negeri berkisar 4-5 juta pertahun dalam satu shift. Artinya, bagi Rudiyono bukan menjadi hal yang sulit bagi produsen untuk meningkatkan shift menjadi dua kali lipat sehingga kapasitas pun meningkat hingga 100 persen dari saat ini.

Sementara itu, Ketua Forum Pengusaha Industri Sepeda Indonesia (Fopsindo) Eko Wibowo Utomo mengatakan tren booming sepeda perlahan mulai mereda. Akibatnya, harga sepeda lipat di Indonesia jelang semester II/2021 mulai anjlok.

Dia menyebut para produsen sepeda harus lebih berinovasi dalam meningkatkan permintaan pasar yang saat ini terbatas dan menurun dari segi daya beli.

"Jika tidak dilakukan maka akan mengganggu cash flow perusahaan karena besarnya stok yang tidak jalan," katanya.

Menurut Eko, setiap produsen dan importir harus punya strategi dalam menawarkan produk ke pasar dan mengontrol stock, karena kalau hanya bermain di harga akibatnya akan berbahaya bagi margin perusahaan.

"Terbukanya peluang di pasar Asean karena keterbatasan supply dari China bisa dimanfaatkan oleh produsen sepeda dalam negeri untuk mengekspor sepeda," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper