Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I bersama Incheon International Airport Corporation (IIAC) dan PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) optimistis dapat memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk pemenuhan pendanaan atau financial close bagi proyek Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) Bandara Hang Nadim di Batam senilai Rp6,8 triliun.
VP Corporate Secretary PT Angkasa Pura I Handy Heryudhitiawan mengatakan selama 3 bulan sejak diumumkan menjadi pemenang, langsung berencana membentuk Badan Usaha Pelaksana (BUP) bersama Incheon dan WIKA. Pembentukan BUP ini diperlukan sebelum menandatangani perjanjian KPBU dan financial close.
Sesuai dengan dokumen persyaratan proyek, pendanaan ekuitas berasal dari Angkasa Pura I, IIAC dan WIKA yang tergabung dalam BUP. Dalam konsorsium Seleksi Bandara Hang Nadim Batam, AP I memegang kepemilikan sebesar 51 persen, IIAC 30 persen dan WIKA sebesar 19 persen.
Berdasarkan persyaratan dari BP Batam bahwa pendanaan harus sebesar 30 persen dari ekuitas dan 70 persen dari utang, sehingga dalam hal besaran belanja modal yang diproyeksikan selama 25 tahun senilai Rp6,8 triliun.
Dari perhitungan tersebut AP I akan mengeluarkan sekitar Rp1 triliun dalam bentuk ekuitas kepada BUP. Hingga kini seluruh rencana tersebut masih sejalan dengan target.
“Kami saat ini tengah menyiapkan berbagai hal yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan pengajuan financial close. Kami diberikan waktu hingga 6 bulan untuk memenuhi persyaratan pendahuluan setelah penandatangan KPBU dilakukan. Kami optimis dapat penuhi kewajiban selaku pemenang,” ujarnya, Senin (31/5/2021).
Baca Juga
Khusus pada 2021 AP I dan konsorsium mengeluarkan modal disetor sebesar 25 persen dari modal dasar dengan kewajiban yang dibayarkan oleh perseroan adalah sebesar Rp297 miliar. Sumber pendanaan yang dikeluarkan oleh AP1 berasal dari pinjaman eksternal dan internal dengan proporsi 70 berbanding 30, sedangkan pendanaan eksternal dilakukan melalui pinjaman lembaga keuangan.
Konsorsium pun telah menyiapkan rencana strategis untuk mengembangkan Bandara Hang Nadim tidak hanya untuk memperkuat konektivitas udara saja, juga menjadikan bandara ini menjadi hub kargo internasional yang menghubungkan jalur penerbangan logistik dari Asia, Eropa, Amerika, hingga wilayah Pasifik Barat Daya. Komunikasi antar anggota BUP sudah dibangun untuk menyamakan strategi.
Rencana utama dalam pengembangan bandara ini adalah pembangunan terminal penumpang baru untuk memenuhi proyeksi pertumbuhan penumpang hingga 5 juta penumpang per tahun dalam 4 tahun pertama. Pembangunannya diproyeksikan pada 2022 atau bisa lebih cepat berdasarkan peningkatan jumlah penumpang.
Selain pembangunan terminal baru, AP I dan konsorsium diminta untuk melakukan refurbishment/renovasi Terminal penumpang lama Bandara Hang Nadim yang berkapasitas 3,5 juta penumpang/tahun yang dimulai pekerjaannya pada 2021 akhir atau awal 2022 atau setelah serah terima operasional kepada BUP.