Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri ESDM Tegaskan Pengembangan PLTS Jadi Prioritas

Berdasarkan rancangan Grand Strategi Energi Nasional 2020-2035, pemerintah menargetkan tambahan pembangkit EBT sebesar 38 gigawatt dengan prioritas pengembangan PLTS yang diprioritaskan pada tiga segmen, yakni PLTS terapung, PLTS skala besar, dan PLTS atap.
Pekerja membersihkan panel pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Selasa (2/2/2021)./Antara/Ahmad Subaidi
Pekerja membersihkan panel pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Selasa (2/2/2021)./Antara/Ahmad Subaidi

Bisnis.com, JAKARTA – Pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) akan menjadi prioritas pemerintah dalam mengakselerasi pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT), kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

Dia menuturkan saat ini negara-negara di dunia tengah fokus mencapai target net zero emission pada 2050. Akselerasi pemanfaatan PLTS menjadi salah satu pilihan untuk mencapai target tersebut lantaran biaya investasinya yang semakin murah.

"Berdasarkan rancangan Grand Strategi Energi Nasional 2020-2035, pemerintah menargetkan tambahan pembangkit EBT sebesar 38 gigawatt dengan prioritas pengembangan PLTS yang diprioritaskan pada tiga segmen, yakni PLTS terapung, PLTS skala besar, dan PLTS atap," ujarnya dalam acara pelantikan pengurus Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) periode 2021–2024 secara virtual, Jumat malam (21/5/2021).

Guna mendukung pengembangan PLTS, kata Arifin, pemerintah tengah memfinalisasi sejumlah regulasi, antara lain rancangan Peraturan Presiden EBT yang mengatur tentang tarif listrik baru dari EBT dan revisi Peraturan Menteri ESDM mengenai pemanfaatan PLTS atap.

Dia optimistis rancangan perpres dan revisi permen tersebut mampu menciptakan iklim investasi yang lebih baik dan membuat harga EBT menjadi lebih kompetitif, serta dapat mengakselerasi pengembangan PLTS.

Dia menambahkan pemerintah terus berpacu dalam mengakselerasi pengembangan EBT, mengingat industri secara global telah menuju industri hijau yang menghasilkan produk-produk ramah lingkungan.

"Kita harus berpacu dengan ini. Kalau tidak, industri kita akan ketinggalan, kalah saing, kena diskriminasi. Ini dampak bergelombang ke hilir. Kami dan PLN sedang susun program pensiun untuk PLTU, diganti EBT, ini untuk merespons semua itu," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper