Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Ekonomi RI 2021 Dipangkas, Indef Beberkan 2 Faktor Penyebabnya

Pemangkasan proyeksi Morgan Stanley tersebut berkaitan dengan pertimbangan pada faktor vaksinasi dan kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 setelah libur lebaran.
Jajaran gedung perkantoran di Jakarta, Senin (24/8/2020). Bisnis/Abdurachman
Jajaran gedung perkantoran di Jakarta, Senin (24/8/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Morgan Stanley merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk sepanang 2021 menjadi 4,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari 6,2 persen sebelumnya.

Menurut Ekonom Institute of Development on Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, pemangkasan proyeksi tersebut berkaitan dengan pertimbangan pada faktor vaksinasi dan kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 setelah libur lebaran.

“Proyeksi Morgan Stanley sepertinya mempertimbangkan faktor vaksinasi dan kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 pascalebaran sehingga konsumsi yang menjadi andalan pemulihan ekonomi bisa terkoreksi,” jelas Bhima kepada Bisnis, Selasa (18/5/2021).

Terlebih, Bhima menilai pertumbuhan di kuartal III/2021 akan menjadi penentu, tidak ada faktor musiman yang dapat mendorong konsumsi lebih tinggi.

Selain itu, ekspor yang masih didominasi oleh ekspor komoditas cenderung membaik. Meski demikian, Bhima mengingatkan ekpsor komoditas memiliki nilai tambah yang kecil. Sementara, kondisi di India misalnya, memiliki potensi berdampak pada penurunan harga CPO karena lonjakan kasus positif Covid-19.

Tidak hanya itu, dia juga menilai pemulihan ekonomi bergantung pada seberapa kuat stimulus fiskal membantu sektor yang masih terpuruk seperti pariwisata dan transportasi. “Sejauh ini realisasi PEN masih belum optimal atau dibawah 20 persen hingga April 2021, dengan kecenderungan Pemda menahan serapan anggaran di bank daerah,” pungkasnya.

Adapun, Morgan Stanley tidak hanya merevisi proyeksi pertutmbuhan ekonomi di Indonesia. Proyeksi pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN juga dipangkas menjadi 5,4 persen, setelah sebelumnya diperkirakan tumbuh sebesar 7,4 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper