Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi RI 2021 Diproyeksi Sulit Tumbuh 5 Persen, Ini Penghambatnya!

Perbaikan konsumsi rumah tangga yang berjalan lambat akan menjadi penahan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini, meski beberapa indikator lainnya, seperti kinerja ekspor, mengalami pertumbuhan yang ekspansif.
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (9/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (9/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun 2021 akan tumbuh pada kisaran 3 hingga 4 persen.

Proyeksi tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan proyeksi yang dilakukan pemerintah, yaitu pada kisaran 5 persen.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menjelaskan, melihat perkembangan ekonomi hingga April 2021, peningkatan konsumsi rumah tangga, yang merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi masih tertahan.

Perbaikan konsumsi rumah tangga yang berjalan lambat akan menjadi penahan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini, meski beberapa indikator lainnya, seperti kinerja ekspor, mengalami pertumbuhan yang ekspansif.

“Perkiraan pertumbuhan ekonomi full year yaitu 3 hingga 4 persen, masih di bawah target pemerintah, karena pertumbuhannya tidak diikuti oleh pemulihan konsumsi rumah tangga,” katanya dalam acara diskusi virtual, Selasa (27/4/2021).

Adapun, Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2021 masih akan terkontraksi pada kisaran -1 hingga -0,5 persen, kemudian akan melonjak positif ke level 4 hingga 5 persen pada kuartal II/2021.

Meski mengalami pertumbuhan yang positif pada tahun ini, Faisal mengatakan tingkat pertumbuhan akan berbeda di setiap wilayah di Indonesia.

Misalnya, daerah yang ekonominya bergantung pada komoditas, pola pemulihan di daerah tersebut akan cenderung mengikuti pergerakan harga komoditas, sehingga pemulihannya diperkirakan akan lebih cepat dibandingkan dengan pemulihan secara nasional.

Sementara, menurutnya yang menjadi tantangan adalah wilayah yang mengalami dampak yang sangat dalam, misalnya ekonomi Bali yang pada kuartal IV/2020 yang terkontraksi hingga -12,21 persen.

Karena itu, imbuhnya, pemerintah perlu memikirkan untuk memberikan stimulus yang berbeda antarsektor. “Karena pariwisata paling dalam, jadi stimulus harus lebih besar dibanding ke sektor lain,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper