Bisnis.com, JAKARTA -- Geliat ekonomi pada Lebaran tahun ini dianggap lebih baik dari 2020. Ini terlihat salah satunya dari perputaran uang yang meningkat hingga 41 persen. Namun, hal tersebut tampaknya tidak menyeluruh ke semua daerah.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan peredaran uang terlihat beredar di perkotaan saja. Dia menilai kebijakan larangan mudik menjadi salah satu pemicunya.
“Mungkin ada sebagian orang melakukan transfer uang ke daerah meski tidak mudik. Tapi dugaaan saya lebih sedikit karena kalau di kampung bisa lebih banyak. Misalnya, membagikan tunjangan hari raya ke keponakan dan lainnya,” katanya saat dihubungi, Minggu (16/5/2021).
Eko menjelaskan aturan larangan mudik membuat mobilitas masyarakat menjadi terbatas. Dampaknya, daerah tidak dapat banyak manfaat dari kebijakan ini.
Jika dibandingkan dengan situasi normal, katanya, tentu sangat jauh berbeda. Eko mengatakan geliat ekonomi daerah terjadi pada momen besar, salah satunya saat periode Lebaran.
Belanja daring pun demikian. Meski masyarakat didorong melakukan transaksi secara virtual, dia mengatakan hal itu hanya terjadi di kota besar dan Pulau Jawa.
Baca Juga
Dia menuturkan yang perlu jadi perhatian saat ini adalah gelombang lanjutan Covid-19. Jangan sampai Indonesia seperti di India. Negeri Bollywood mengalami gelombang lanjutan karena ada acara yang mengumpulkan banyak orang.
“Setelah lebaran dugaan saya kasus akan menigkat. Karena data dari Covid-19 konsisten kasus selalu naik pascalibur. Cuma seberapa besar, kita berharap masih bisa diatasi pemerintah. Mudah-mudahan jangan sampai jebol,” jelasnya.