Bisnis.com, JAKARTA — Sektor ritel modern mencatatkan pertumbuhan penjualan selama Ramadan dan Lebaran tahun ini. Angka indikatif asosiasi menunjukkan kenaikan penjualan mencapai 30 persen dibandingkan dengan Ramadan dan Lebaran tahun lalu.
“Data secara utuh belum terkumpul karena [hari] Minggu ini masih dihitung libur Lebaran. Namun, indikasi kami lihat ada peningkatan signifikan. Kami perkirakan naik di kisaran 25 sampai 30 persen,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey, Minggu (16/5/2021).
Roy mengatakan bahwa sumbangan kenaikan paling besar berasal dari aksi belanja sebelum Lebaran. Tren belanja mulai terlihat pada pekan terakhir April ketika tunjangan hari raya (THR) untuk aparatur sipil negara mulai disalurkan dan dilanjutkan sampai H-7 Lebaran ketika sektor swasta mulai mencairkan THR.
“Justru saat Lebaran belanjanya lebih sedikit karena kunjungan ke ritel lebih bersifat leisure. Jadi yang ramai memang segmen tertentu seperti makanan dan minuman,” imbuhnya.
Roy mengatakan kenaikan belanja di ritel modern juga didukung oleh bertambahnya porsi belanja produk nonpangan pada tahun ini. Berbeda dengan tahun lalu ketika belanja masyarakat didominasi produk pangan dan kesehatan, dia mengatakan porsi produk nonpangan seperti sandang mulai mengimbangi total belanja masyarakat.
“Jika tahun lalu di tengah pandemi porsi pangan sampai 80 persen dari belanja, sekarang bisa 50 banding 50 untuk pangan dan nonpangan,” kata Roy.
Dia memperkirakan sumbangan omzet saat Ramadan dan Lebaran tahun ini bisa kembali di angka 40 persen dari total pendapatan sepanjang tahun.
Roy mengatakan pengusaha ritel menaruh target omzet moderat di angka Rp40 triliun untuk tahun ini. Dengan demikian, total belanja ritel saat Ramadan dan Lebaran setidaknya bisa menyumbang omzet sampai Rp16 triliun.
“THR ini menjadi pendorong utama. Setelah Lebaran kami perkirakan akan stagnan dan tergantung pada keyakinan konsumen kelas menengah atas untuk berbelanja,” kata Roy.
Data Nielsen Retail Audit menunjukkan bahwa sektor ritel modern Indonesia masih tumbuh 1 persen pada 2020 atau melambat dibandingkan dengan kenaikan pada 2019 yang mencapai 7,5 persen.
Kenaikan kinerja sektor ritel disumbang oleh performa positif segmen toko kelontong yang tumbuh 4,8 persen meskipun toko swalayan dan hypermarket terkontraksi 10,1 persen.
Untuk tahun ini, Roy memperkirakan ritel modern bisa tetap tumbuh 4 sampai 4,5 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Perkembangan vaksinasi dan optimisme belanja kelas menengah atas akan menjadi penentu pertumbuhan pada tahun kedua pandemi.