Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2021 mengalami kontraksi sebesar -0,74 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyampaikan dari 17 sektor berdasarkan lapangan usaha, hanya 6 sektor yang tercatat mengalami pertumbuhan negatif.
Di antara keenam sektor tersebut, sektor informasi dan komunikasi tercatat tumbuh paling tinggi, mencapai 8,72 persen yoy.
“Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor informasi dan komunikasi yang sebesar 8,72 persen,” katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (5/5/2021).
Sektor lainnya yang juga mengalami pertumbuhan positif di antaranya sektor pengadaan air sebesar 5,49 persen, jasa kesehatan 3,64 persen, pertanian 2,95 persen, pengadaan listrik & gas 1,68 persen, dan real estat 0,94 persen.
Di sisi lain, BPS mencatat 11 sektor masih mengalami kontraksi pertumbuhan. Kontraksi tertinggi terjadi pada sektor transportasi dan pergudangan yang tercatat sebesar -13,12 persen yoy.
Baca Juga
Penyumbang kontraksi terbesar kedua adalah sektor akomodasi, makanan, dan minuman, yang tumbuh negatif sebesar -7,26 persen yoy.
“11 sektor masih kontraksi, namun secara umum kontraksinya menipis, tidak sedalam kuartal IV/2020, artinya seluruh sektor menunjukkan arah yang baik menuju pemulihan,” jelas Suhariyanto.
Adapun pada kuartal I/2021 BPS mencatat ekonomi Indonesia masih terkontraksi, baik secara tahunan maupun kuartalan, masing-masingnya sebesar -0,74 persen dan -0,96 persen.
Meski masih mengalami pertumbuhan negatif, Suhariyanto menyampaikan angka pertumbuhan tersebut telah menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan.