Bisnis.com, JAKARTA — Industri alat berat memastikan akan menjaga porsi ekspor mengingat permintaan di dalam negeri yang mulai pulih.
Sebagai gambaran, Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) mencatat tahun lalu produksi alat berat ditutup pada level 3.427 unit atau lebih rendah 43 persen dari produksi 2019 yang sebesar 6.060 unit.
Adapun sepanjang kuartal I/2021 ini, Hinabi mencatat produksi alat berat sudah mencapai level 1.417 dan diproyeksi akan mencapai level 6.000-7.000 unit.
Ketua Umum Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) Jamaludin mengatakan saat ini kapasitas produksi total mencapai 9.000 unit. Secara porsi sejauh ini 60 persen untuk memenuhi permintaan dalam negeri dan 40 persen untuk ekspor.
"Jadi biasanya kalau 6.000 unit untuk domestik dengan kapasitas total 9.000 unit sisanya untuk ekspor. Tahun lalu dari ekspor cukup membantu tetapi tahun ini domestik sudah naik," katanya kepada Bisnis.com, Senin (4/5/2021).
Jamaludin mengemukakan permintaan ekspor alat berat buatan industri dalam negeri biasanya datang dari Thailand, Malaysia, dan komponenya sudah sampai Brazil hingga berbagai belahan dunia.
Baca Juga
Meski demikian, Jamaludin menyebut di dalam negeri pihaknya masih meminta pemerintah melakukan pengawasan yang ketak pada kebijakan yang sudah dirumuskan.
"Kebijakan sudah selalu baik, tetapi yang kami minta pengawasan saja diperketat. Seperti TKDN, yang tidak memenuhi seharusnya segera ditindak," ujarnya.