Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menargetkan jumlah tenaga kerja yang terserap melalui investasi tumbuh 13 persen tahun ini.
Pertumbuhan tersebut setara dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1,3 juta orang, naik dari pencapaian pada 2020 sebanyak 1,15 juta tenaga kerja.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan seiring dengan investasi yang kian menggeliat, di mana penyerapan pada kuartal I/2021 mencapai Rp219,7 trliiun, dirinya meyakini tren penyerapan tenaga kerja melalui instrumen investasi akan menunjukkan kinerja yang positif pula.
"Bahkan, pemerintah cukup optimistis bisa lebih dari itu karena banyak sektor industri yang mulai bergeliat," ujarnya, Kamis (29/4/2021).
Sikap optimistis pemerintah tersebut juga berakar dari tren investasi di Indonesia dalam kurun 5 tahun terakhir. Pada 2016, realisasi investasi RI senilai Rp612,8 triliun. Angka tersebut tumbuh pesat sebesar 34,8 persen dengan nilai mencapai Rp826,2 triliun pada 2020.
Pada periode yang sama, total penyerapan tenaga kerja melalui instrumen investasi selama 5 tahun terakhir, termasuk pada masa pandemi, mencapai 5,72 juta orang. Jadi, kata Ida, investasi yang masuk ke dalam negeri memang berbanding lurus dengan terbukanya kesempatan kerja bagi para angkatkan kerja.
Baca Juga
Dia menerangkan target pertumbuhan penyerapan tenaga kerja sebesar 13 persen diperhitungkan oleh Kemenaker berdasarkan target realisasi investasi yang ingin dicapai pemerintah, yakni mencapai Rp900 triliun.
Pemerintah, lanjutnya, optimistis realisasi investasi tumbuh ke level 8,9 persen tahun ini sehingga target Rp900 triliun bisa dicapai. Mengingat, pada masa pandemi saja capaian investasi menyentuh angka Rp826,2 triliun pada 2020. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan 2019 dengan realisasi senilai Rp809,6 triliun.
"Tentu hal ini merupakan salah satu sinyal positif pemulihan di sektor ketenagakerjaan dalam mendorong pemulihan ekonomi," ujarnya.
Ida melanjutkan berdasarkan tren investasi menurut sektor usaha, setidaknya terdapat 3 besar sektor yang dalam kurun 5 tahun terakhir ini menjadi primadona investasi.
Antara lain; yaitu sektor jasa, industri manufaktur, dan pertanian (tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan). Dia menjelaskan peningkatan investasi pada ketiga sektor utama tersebut memacu serapan dan kebutuhan akan tenaga kerja pada tahun ini.
Selain itu, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia menunjukkan geliat usaha di seluruh sektor lapangan usaha sejatinya menunjukkan optimisme pada tahun ini yang tentunya akan berdampak pada penyerapan tenaga keraja.
Sekadar gambaran, persentase saldo bersih tertimbang (SBT) realisasi dan perkiraan penggunaan tenaga kerja pada kuartal II/2021 ini sudah menyentuh angka positif sebesar 0,72. Sepanjang 2020, padahal angka tersebut terus menerus berada di zona minus.