Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebut perbaikan perekonomian di sisi permintaan dan penawaran sudah terjadi mulai dari kuartal III/2020.
Menurutnya, hal tersebut terjadi walaupun ekonomi dalam negeri sebelumnya terkontraksi cukup dalam hingga 2,07 persen pada kuartal II/2020.
Dari sisi permintaan, Susiwijono menjelaskan pemulihan didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat, investasi, dan realisasi ekspor.
“Pertumbuhan ekonomi kita di sisi demand didorong oleh peningkatan konsumsi karena share-nya 57,7 persen. Kemudian tumbuhnya investasi PMDB kita share-nya cukup tinggi juga 31,7 persen, dan peningkatan realisasi ekspor kita,” jelas Susiwijono dalam diskusi virtual, Rabu (28/4/2021).
Selain didorong oleh tiga faktor tersebut, konsumsi pemerintah melalui belanja kementerian/lembaga pada program pemulihan ekonomi nasional (PEN) juga ikut mendorong pemulihan tersebut. Terakhir, pemerintah mencatat realisasi PEN per 16 April 2021 mencapai Rp134,07 triliun dari pagu anggaran Rp699,43 triliun.
Sementara pada sisi penawaran, Susiwijono memaparkan pertumbuhan ekonomi didorong oleh pemulihan di sektor manufaktur, pengolahan, perdagangan, dan pertambangan. Lalu, pemulihan juga didukung oleh sektor yang memang terus tumbuh positif sejak awal pandemi seperti informasi dan komunikasi, pertanian, dan jasa kesehatan.
Baca Juga
Adapun, Susiwijono menyebut kontraksi ekonomi sebesar 2,07 persen yang dialami Indonesia di tahun sebelumnya masih lebih baik dibandingkan dengan negara-negara G-20 lainnya. Dia mengatakan Indonesia masih menempati posisi keempat terkait dengan pertumbuhan ekonomi, di antara 20 negara anggota G-20 selama pandemi Covid-19.
Sejalan dengan pemulihan ekonomi global, Susiwijono juga memaparkan bahwa perkiraan pertumbuhan ekonomi global di sepanjang 2021 dapat mencapai maksimal 6,0 persen. Dia merujuk pada sejumlah proyeksi yang dikeluarkan oleh International Monetary Fund (IMF), World Bank, dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
“Beberapa lembaga internasional memberikan proyeksi di 2021 kira-kira ekonomi global akan tumbuh 4,0 sampai 6,0 persen,” ujarnya.