Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan LRT Jabodebek Capai 73 Persen, Beroperasi Juni 2022

Sejalan dengan target operasi tersebut, mulai Oktober 2020 kereta (trainset) LRT Jabodebek telah melakukan uji perjalanan manual atau grade of automation level 0/GoA0 pada lintas pelayanan 1 Cibubur–Cawang yang berada di sisi tol Jagorawi
U-Shape Girder merupakan pondasi struktur bangunan LRT Jabodebek dengan cetakan beton berbentuk huruf U. Untuk pertama kalinya U- Shape Girder digunakan di Indonesia dan lahir di pabrik beton pracetak milik ADHI. Teknologi ini diadopsi dari Prancis. /ADHI.Co.Id
U-Shape Girder merupakan pondasi struktur bangunan LRT Jabodebek dengan cetakan beton berbentuk huruf U. Untuk pertama kalinya U- Shape Girder digunakan di Indonesia dan lahir di pabrik beton pracetak milik ADHI. Teknologi ini diadopsi dari Prancis. /ADHI.Co.Id

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan pemantauan risiko atas jaminan yang diberikan kepada proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. Secara keseluruhan, LRT telah mencapai 73 persen dan ditargetkan beroperasi pada Juni 2022.

“Sejalan dengan target operasi tersebut, mulai Oktober 2020 kereta [trainset] LRT Jabodebek telah melakukan uji perjalanan manual [grade of automation level 0/GoA0] pada lintas pelayanan [LP] 1 Cibubur–Cawang yang berada di sisi tol Jagorawi,” tulis Kemenkeu dikutip dari situsnya, Selasa (27/4/2021).

Setelah tes perjalanan manual GoA0, pengujian akan terus ditingkatkan secara bertahap menjadi operasi tanpa masinis (grade of automation level 3/GoA3).

Dengan teknologi ini, jarak kedatangan kereta di LP 3, yaitu Cawang–Dukuh Atas akan menjadi jalur kereta paling cepat. Diperkirakan ada tiap 3 menit sekali pada jam sibuk. Sedangkan pada LP 1 dan 2 tiap 6 menit sekali.

Dengan teknologi yang digunakan pada LRT Jabodebek, tiap harinya akan mampu mengangkut 180.000 penumpang pada tahun pertama operasinya.

“Setelah beroperasi, LRT akan melengkapi sarana transportasi masal berbasis rel di area Jakarta, sebagaimana yang telah diterapkan pada kota-kota metropolitan lain di seluruh dunia,” papar Kemenkeu.

Sebelumnya pada 2015, telah menjadi momentum peluncuran moda transportasi perkotaan dengan basis rel sebagai solusi mengurangi kemacetan di kota-kota besar.

Beberapa proyek utama yang telah diluncurkan pemerintah, yaitu pembangunan LRT Jabodebek yang melibatkan peran BUMN PT KAI dan PT Adhi Karya, serta Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang dikembangkan dengan skema business to business.

Khusus proyek LRT Jabodebek, pemerintah melalui Kemenkeu tidak hanya memberikan dukungan fiskal melalui Penyertaan Modal Negara (PMN), namun juga melalui jaminan pemerintah atas pinjaman sindikasi sebesar Rp18,1 triliun, pinjaman transaksi khusus sebesar Rp1,15 triliun, serta tambahan pendanaan pembangunan depo sebesar Rp4,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper