Bisnis.com, JAKARTA — Astra Infra menyatakan bahwa penyesuaian tarif jalan tol perseroan sebagian besar akan dilakukan pada paruh kedua 2021. Astra Infra memiliki tujuh ruas jalan bebas hambatan di Pulau Jawa.
CEO Tollroad Business Group Astra Infra Krist Ade Sudiyono mengatakan bahwa salah satu jalan tol perseroan telah melakukan penyesuaian tarif pada kuartal I/2021, yakni Jalan Tol Jakarta Outer Riang Road (JORR) I. Astra Infra memiliki pemilikan saham pada ruas JORR I sekitar 35 persen.
"Beberapa ruas tol Astra Infra yang jatuh tempo penyesuaian tarif pada 2021 ada di klaster I, III, dan IV. Kami berharap untuk pemerintah secara konsisten mengawal proses pennyesuaian tarif ini sehingga sesuai dengan jadwal pelaksanaannya," katanya kepada Bisnis, Senin (26/4/2021).
Badan Pengatur Jalan Tol sebelumnya mengatur penyesuaian tarif tol pada tahun ini akan dilakukan per kuartal. Adapun, pemerintah menjadwalkan akan ada penyesuaian tarif pada 31 ruas jalan tol sepanjang 2021.
Sejauh ini, pemerintah telah menyesuaikan 10 ruas jalan tol pada kuartal I/2021. Sementara itu, akan ada 4 ruas jalan tol yang disesuaikan pada kuartal II/2021.
Dengan kata lain, akan ada 17 ruas jalan bebas hambatan yang akan mendapatkan penyesuaian tarif. Adapun, penyesuaian tol terbanyak akan terjadi di kuartal IV/2021 atau sebanyak 14 ruas jalan tol.
Astra Infra secara total akan melakukan penyesuaian tarif pada lima dari tujuh ruas tol perseroan. Adapun, empat ruas yang akan disesuaikan pada semester II/2021 adalah jalan tol Tangerang—Merak, Semarang—Solo, Surabaya—Mojokerto, dan Kunciran—Serpong.
Oleh karena itu, Krist mengatakan pihaknya telah melakukan beberapa strategi untuk menjaga standar pelayanan minimum (SPM) pada ruas-ruas milik perseroan. Krist setidaknya menyebutkan tiga strategi yang dilakukan perseroan.
Pertama, meningkatkan pelayanan yang menyeluruh dan inovasi teknologi. Pihaknya telah menerbitkan beberapa inovasi dan meningkatkan layanan pada tahun ini, seperti struk digital, pembangunan rest area Kilometer 456 di ruas Semarang—Solo, dan pembangunan simpang susun Balaraja Timur.
Kedua, menyenlenggarakan survei kepuasan pelanggan. Kegiatan tersebut dilakukan rutin setiap tahun untuk memastikan dan mendapatkan masukan dari pengguna tol perseroan.
Ketiga, menjalin komunikasi dan koordinasi dengan semua pemangku kepentingan. Krist menilai hal tersebut penting untuk menjaga kelancaran jalan tol yang dioperasikan.
"Salah satu [komunikasi yang penting] adalah [dengan] unsur pemda, mengingat pemda adalah pihak yang mendapatkan nilai publik paling besar dari keberadaan infrastruktur publik tersebut," ucapnya.