Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawat Baja Masih Menunggu, Kaca Lembaran Pulih

Asosiasi menilai ada kemungkinan, yakni dampaknya akan terasa lebih lambat dan juga persoalan kenaikan harga bahan baku.
Kawat baja/Reuters
Kawat baja/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Industri komponen bahan bangunan masih belum merasakan efek dari stimulus sektor properti yang telah diguyurkan sejak bulan lalu.

Wakil Ketua Gabungan Industri Produk Kawat Baja Indonesia (Gipkabi) Sindu Prawira memproyeksi ada dua kemungkinan.

Pertama, efeknya baru terasa 3-6 bulan kedepan karena kebutuhan produk turunan kawat baru dipakai ketika tahap finishing atau akhir pembangunan rumah.  

Kedua, saat ini ada kenaikan harga bahan baku yg ekstrem, yakni kenaikan hingga 50 persen dibandingkan tahun lalu.

"Hal itu kemungkinan membuat pengembang menahan pembelian produk turunan kawat atau mencari substitusi," katanya kepada Bisnis, Senin (26/4/2021).

Berbeda kondisi, Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus Gunawan mengatakan utilisasi kaca lembaran per Maret mencapai sedikit di atas 80 persen. Angka itu hampir mencapai per awal 2020 sebelum pandemi Maret di mulai.

"Per April diperkirakan hampir mencapai 85 persen. Bila dibandingkan dengan titik terendah utilisasi pada akhir kuartal II dan awal kuartal III/2020, berarti kenaikannya saja sekitar 80 persen," katanya.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian mencatat kinerja sektor pendukung bangunan mulai menggeliat kendati masih hanya didorong oleh proyek properti.

Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam Kemenperin Adie Rochmanto Pandiangan menilai sektor konstruksi dan infrastruktur masih membutuhkan sedikit waktu.

Adie merinci untuk industri keramik per Maret 2021 utilisasi telah mencapai level 75 persen dan kaca lembaran lebih baik lagi yakni 80 persen.

Adapun untuk semen masih di level 52 persen dan bahan galian non logam masih 50 persen.

Adie sebelumnya mencatatkan kinerja yang masih negatif pada sepanjang dua bulan pertama tahun ini. "Jadi Januari dan Februari masih minus 9,13 persen yoy. Mungkin keramik yang masih cukup lumayan. Kami ini 30 persen diserap proyek konstruksi dan 70 persen properti untuk itu pelaku usaha sangat menyambut baik adanya insentif untuk perumahan saat ini," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper