Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) masih berperan sentral dalam mendorong pemulihan ekonomi di tengah pandemi.
“Belanja negara hingga Maret sebesar Rp523 triliun atau tumbuh 15,6 persen secara year on year [tahunan],” katanya pada konferensi pers APBN Kita Edisi April 2021, Kamis (22/4/2021).
Sri menjelaskan bahwa dari realisasi tersebut, terdiri atas belanja kementerian/lembaga (K/L)yang tumbuh 41,2 persen yakni dari Rp142,8 triliun menjadi Rp201,6 triliun. Sedangkan belanja non-K/L naik 9,9 persen dari Rp135 triliun menjadi Rp148,5 triliun.
Kemudian, komponen belanja lainnya yakni transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) tercatat turun 0,9 persen yakni dari Rp174,5 triliun menjadi Rp173 triliun. Penurunan ini disebabkan realisasi transfer ke daerah yang lebih rendah 2,9 persen menjadi Rp162,4 triliun pada Maret 2021 dari sebelumnya Rp167,3 triliun. Adapun untuk dana desa masih tercatat tumbuh 46,3 persen dari Rp7,2 triliun menjadi Rp10,6 triliun.
Lebih lanjut, untuk belanja K/L, terdiri atas belanja modal yang didominasi proyek infrastruktur dasar dan konektivitas, belanja barang yaitu vaksinasi dan bantuan produktif, serta penyaluran berbagai bantuan sosial.
Belanja non-K/L yaitu menfaat pensiun, subsidi energi, dan program prakerja. Lalu TKDD, komponen yang tumbuh positif adalah dana alokasi khusus, dana desa, dana bagi hasil, dan dana insentif daerah.
Sementara itu, pembiayaan investasi tumbuh 85,4 persen yang ditujukan pada pencairan investasi pada LMAN dan digunakan untuk mendukung proyek strategis nasional.
Kerja keras APBN melalui belanja, terang Sri, juga didukung oleh kinerja program-program penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN).
“Realisasi PEN sampai dengan tanggal 16 April mencapai Rp134,1 triliun atau 19,2 persen dari pagu,” jelasnya.