Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja IPC 2020, Pendapatan dan Laba Tergerus Pandemi Covid-19

PT Pelabuhan Indonesia II atau IPC melaporkan pendapatan dan labanya sepanjang 2020 ikut tergerus dampak pandemi Covid-19.
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC melaporkan penurunan laba yang telah diaudit selama 2020 sejalan dengan penurunan arus peti kemas dan non peti kemas.

EVP Sekretariat Perusahaan Ari Santoso mengatakan untuk capaian keuangan diaudit IPC membukukan penurunan pendapatan usaha sebesar 6,18 persen dari Rp11,1 triliun pada 2019 menjadi Rp10,4 triliun pada 2020. Laba bersih perseroan terealisasi sebesar Rp1,15 triliun atau turun sebanyak 53,79 persen dari 2019 yakni Rp2,5 triliun.

Turunnya pendapatan dan laba bersih juga dibarengi dengan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA dari Rp3,4 triliun menjadi Rp3,1 triliun atau 10,37 persen.

“Meskipun industri kepelabuhanan merupakan salah satu industri yang cukup resilient dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, IPC tetap harus berjuang keras untuk meraih peluang bisnis dalam menyambut kondisi new normal ke depannya,” ujarnya melalui siaran pers, Selasa (20/4/2021).

Kinerja keuangan IPC yang belum optimal tersebut nampak juga dari sisi operasi arus peti kemas maupun non peti kemas selama 2021. Dia memerinci dari capaian operasional yang telah diaudit arus peti kemas selama 2020 sebanyak 6,92 juta TEUs.

"Angka capaian peti kemas ini mengalami penurunan sekitar 9,64 persen dibandingkan dengan pada 2019 yang mencapai 7,66 juta TEUs," imbuhnya.

Sementara untuk arus non peti kemas terealisasi sebesar 50,13 juta ton, lebih rendah 16,5 persen dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya yaitu 60,04 juta ton. Sementara itu, arus kunjungan kapal juga mengalami penurunan sebesar 14,6 persen dibandingkan 2019, yaitu dari 209,12 juta GT menjadi 178,41 juta GT.

Saat ini IPC juga secara konsisten berkolaborasi dengan perusahaan pelayaran dunia dengan memberikan pelayanan rute pelayaran langsung atau direct call ke sejumlah negara antara lain Australia, China, Taiwan, Hongkong, Korea Selatan dan Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam.

Selama masa pandemi, dia menegaskan pembangunan beberapa proyek strategis IPC seperti Proyek Terminal Kijing, Proyek New Priok Container Terminal 2 (NPCT2), Proyek Jalan Tol Cibitung Cilincing (JTCC), dan Proyek Menara Maritim tetap berjalan baik dengan terus memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper