Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia Putar Otak Siasati Sepinya Penumpang

Garuda Indonesia harus memutar otak untuk bertahan menghadapi sepinya jumlah penumpang pada kuartal I/2021.
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara akhir pekan lalu (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawann
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara akhir pekan lalu (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawann

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) menempuh langkah efisiensi dan perampingan struktur biaya secara berkelanjutan sembari mengeksplorasi sumber pendapatan baru menghadapi sepinya jumlah penumpang pada kuartal I/2021.

Komisaris Garuda Indonesia Yenny Wahid mengatakan guna menekan beban pengeluaran, sejauh ini proses renegosiasi tarif sewa pesawat dengan belasan lessor sudah menunjukkan hasil. Dari negosiasi, dia mengkalkulasikan Garuda bisa menghemat pengeluaran hingga US$15 juta. Namun, angka tersebut masih belum optimal dan ditargetkan lebih besar lagi.

Terlebih, maskapai pelat merah tersebut memiliki landasan yang kuat untuk bernegosiasi dengan adanya indikasi kasus korupsi yang terjadi pada masa lalu. Emiten berkode saham GIAA akan mendorong keterlibatan Kejaksaan Agung, KPK dan sebagainya untuk bisa mengusut kasus tersebut.

"Kabar baiknya ada belasan lessor telah menurunkan tarif sewanya per bulan. Jadi fokus kami tetap di negosiasi, efisiensi dan penghematan di dalam perusahaan sendiri. Tidak membuka rekrutmen karyawan baru. Hingga restrukturisasi finansial, utang untuk memberikan napas," ujarnya, Selasa (20/4/2021).

Menurutnya sejumlah perampingan yang telah dilakukan tersebut harus diikuti dengan sumber pendapatan baru yang dulunya hanya prioritas kedua, sekarang menjadi prioritas utama.

"Kami juga meningkatkan bundling kerja sama dengan hotel, menarik minat  masyarakat dengan promosi, travel dan sebagainya. Bahkan internal Garuda semuanya didukung untuk bisa menjual tiket. Selain tentunya mengharapkan pendanaan dari pemerintah untuk bisa dicairkan," imbuhnya.

Maskapai dengan jenis layanan penuh tersebut memasang skenario paling optimis pada kuartal III/2021 dalam memulai pemulihan tingkat permintaan secara bertahap kendati memang belum kembali pada kondisi normal sebelum pandemi Covid-19.

Yenny telah menegaskan perseroan juga bekerja keras agar secara jangka pendek bisa memperbaiki kinerja keuangan. Fokusnya adalah menyelesaikan restrukturisasi dan renegosiasi. Emiten berkode saham GIAA bahkan menargetkan dapat menetralkan pendapatan sebelum dikurangi dengan nilai depresiasi dan amortisasi (EBITDA) yang selama ini masih negatif.

Yenny pun optimis dengan melihat semangat para direksi dan karyawan Garuda yang mau bekerja keras.

“Paling optimis kuartal III/2021 bisa pulih itu semua dengan vaksin, kemudian juga masyarakat yang sudah jenuh di rumah,  mau traveling. Harapannya kuartal III/2021 INI udah mulai ada peningkatan [Permintaan]. Tapi kalau back to normal masih agak berat. Paling pesimis dua sampai tiga tahun lagi ke depan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper