Bisnis.com, JAKARTA — Shell akan meminta masukan dari pemegang saham dalam menentukan strategi transisi energi. Masukan itu nantinya ditentukan dalam rapat umum pemegang saham tahunan yang diagedakan pada 18 Mei 2021.
Kepala Eksekutif Royal Dutch Shell Ben Van Beurden mengatakan bahwa pihaknya meminta pemegang saham untuk memilih strategi transisi energi yang dirancang untuk membawa produk energi Shell, layanan bisnis, dan investasi sejalan dengan komitmen Perjanjian Paris dan dorongan global dalam memerangi isu perubahan iklim.
"Saat kami mengubah bisnis, semakin penting bagi pemegang saham untuk memahami dan mendukung pendekatan kami," ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip pada Sabtu (17/4/2021).
Publikasi yang diberikan kepada pemegang saham itu akan menetapkan target perusahaan untuk mencapai emisi bersih tanpa karbon pada 2050. Keputusan untuk meminta suara pemegang saham itu diumumkan pada Februari sebagai bagian dari strategi mempercepat transisi bisnis Shell.
Kendati demikian, dewan dan komite eksekutif Shell tetap bertanggung jawab untuk menetapkan dan menyetujui strategi transisi energi shell.
Adapun, Shell akan menerbitkan pembaruan untuk publikasi strategi transisi energi setiap 3 tahun hingga 2050. Mulai pada 2022, Shell akan meminta suara untuk menetapkan rencana dan target pada tiap tahunnya.
Publikasi strategi transisi energi Shell bertujuan untuk membantu investor dan masyarakat luas mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana perseroan menangani risiko dan peluang transisi energi. Hal itu turut menunjukkan bagaimana Shell bermaksud untuk menavigasi transisi secara menguntungkan, dan sejalan dengan tujuan perusahaan.