Bisnis.com, JAKARTA - Shipper Indonesia mengandalkan teknologi untuk memantau atau memprediksi pergerakan permintaan pengiriman barang terutama menjelang momen Lebaran 2021.
Co-Founder & COO Shipper Budi Handoko mengatakan strategi tersebut digunakan guna menghindari terjadinya down time saat ada lonjakan permintaan.
"Kalau di Shipper ini kita sebenarnya ada teknologi yang bisa forecast [memperkirakan] dari sisi demand. Jadi apabila demand-nya naik kita udah forecast dari awal dan kita mempersiapkan man power-man power yang dibutuhkan," katanya kepada Bisnis.com, Kamis (15/4/2021).
Menurutnya, pemanfaatan teknologi sangat dibutuhkan untuk mengikuti perkembangan e-commerce khususnya terkait dengan proses pengiriman.
"Kita harus melihat dari technology capability [kemampuan teknologi] karena dengan adanya perkembangan jumlah order ataupun jumlah orang yang memakai suatu sistem, otomatis server juga masih mengikuti dan itu kita perlu adjust agar bisa mengikuti perkembangan," jelasnya.
Dia menuturkan, bila kemampuan teknologi tidak disesuaikan dengan besarnya lonjakan permintaan barang akan berpotensi terjadinya kendala sistem dan mengganggu efisiensi waktu pengiriman.
Baca Juga
"Jadi teknologi sangat penting sekali bagi kita selain main power [dalam menghadapi kenaikan permintaan]. Kita mesti mempersiapkannya dari sekarang," imbuhnya.
Sebelumnya, Budi juga memprediksi distribusi atau pengiriman barang akan meningkat seiring kenaikan permintaan barang atau pesanan terhadap semua e-commerce menjelang Lebaran 2021.
Berkaca dari pengalaman sebelumnya, dia menyebut perkembangan e-commerce biasanya akan naik 3-5 kali lipat di periode Ramadan hingga Lebaran dan otomatis pengiriman bakal mengikuti.
"Memang sekarang masih tahap awal [Ramadan] dimana kita masih belum melihat adanya perkembangan. Akan tetapi ekspektasi setelah uang THR [tunjangan hari raya] dibayarkan kita akan melihat boom di perkembangan ini," tuturnya.