Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manufaktur Melaju di Level Ekspansi, Konsumsi Rumah Tangga Masih jadi Tantangan

Jika dilihat dari sisi konsumsi rumah tangga saat ini belum sebesar persediaan barang. Alasannya, produksi sifatnya mengantisipasi agar jangan sampai barang tidak ada ketika permintaan melonjak.
Suasana salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Kamis (19/3/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Suasana salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Kamis (19/3/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral mencatat Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) masuk pada level ekspansi atau sebesar 50,01 persen pada kuartal I/2021.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan bahwa PMI yang tumbuh berkaitan erat dengan momen Ramadan dan lebaran. Hal ini membuat produsen khususnya di sektor sandang dan tekstil sudah mempersiapkan diri dua bulan sebelumnya.

“Sehingga wajar apabila ada peningkatan PMI di sektor itu. Walaupun di satu sisi ada kaitannya juga karena karyawan yang masuk bahkan lembur mungkin mendapat insentif lebih dan membuat daya beli membaik,” katanya saat dihubungi, Rabu (14/4/2021).

Namun, dia memandang produksi yang mulai meningkat harus diimbangi dengan penawarannya, yaitu konsumsi rumah tangga.

Eko menjelaskan bahwa jika dilihat dari sisi konsumsi rumah tangga saat ini belum sebesar persediaan barang. Alasannya, produksi sifatnya mengantisipasi agar jangan sampai barang tidak ada ketika permintaan melonjak.

Sektor inilah yang akan menjadi tantangan dan harus diantisipasi pemerintah. Jangan sampai produksi meningkat tapi serapannya rendah dan membuat stok menumpuk.

Di sisi lain, pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Walaupun lebaran kali ini tidak akan seketat tahun lalu, Eko memprediksi belanja masyarakat akan bergeliat meski tidak maksimal.

Oleh karena itu, stimulus kepada masyarakat kelompok menengah ke bawah mesti tetap diberikan. Lalu dari sisi kesehatan juga dijaga untuk meningkatkan keyakinan masyarakat menengah atas.

“Baik dari vaksinasi maupun pandemi. Kalau vaksinasi belum maksimal karena sebagian vaksin masih impor, penyebaran Covid-19 yang ditekan agar menciptakan optimisme baru,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper