Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Sebut Perkembangan Ekonomi Digital RI Tercepat di Asia Tenggara

Jokowi memperkirakan industri 4.0 Indonesia akan berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia dengan jumlah mencapai 133 miliar Dolar AS pada 2025.
Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi Climate Adaptation Summit (KTT CAS) 2021, pada Senin (25/1/2021)./Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi Climate Adaptation Summit (KTT CAS) 2021, pada Senin (25/1/2021)./Biro Pers Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut perkembangan ekonomi digital dan industri 4.0 Indonesia merupakan yang tercepat di Asia Tenggara dan akan menjadi kekuatan tersendiri bagi Indonesia untuk mewujudkan visi Indonesia Emas melalui industri 4.0.

“Ekonomi digital dan industri 4.0 Indonesia tercepat di Asia Tenggara. Indonesia memiliki start-up sekitar 2.193, kelima terbesar di dunia. Indonesia memiliki 5 unicorn dan Indonesia bahkan telah memiliki 1 decacorn,” kata Jokowi dalam sambutannya secara virtual pada pembukaan Hannover Messe 2021 dari Istana Negara, Jakarta, Senin (12/4/2021).

Disampaikan Presiden, pada tahun 2025 mendatang, industri 4.0 Indonesia diperkirakan akan berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia dengan jumlah mencapai 133 miliar Dolar AS.

Dengan didukung oleh 185 juta penduduk yang telah terhubung layanan internet, atau terbesar keempat dunia, kemajuan industri tersebut akan mengantarkan Indonesia menuju sepuluh besar kekuatan ekonomi global di tahun 2030 mendatang.

Terkait hal tersebut, Indonesia mengajak Jerman untuk bermitra dan bersama mewujudkan transformasi digital di Indonesia. “Saya ingin mengajak Jerman untuk bermitra mewujudkan transformasi digital di Indonesia,” ujar Jokowi.

Kepala Negara menambahkan, Indonesia sendiri telah menyiapkan peta jalan implementasi “Making Indonesia 4.0” yang telah diluncurkan sejak 2018 lalu.

Melalui peta jalan tersebut, terdapat tiga hal utama yang akan menjadi kekuatan dan fokus yang akan ditempuh Indonesia dalam mewujudkan pengembangan industri 4.0.

“Pertama, di era industri 4.0 penguatan SDM [sumber daya manusia] adalah kebutuhan. Indonesia memiliki bonus demografi, pada tahun 2030, jumlah usia produktif di Indonesia tumbuh dua kali lipat,” jelasnya.

Mantan Gubernur DKI ini mengatakan tantangan yang dihadapi adalah untuk menyiapkan SDM yang mampu menghadapi tantangan di masa depan yang diisi oleh teknologi digital seperti big dataartificial intelligenceinternet of things.

“Saya yakin, Jerman dapat mendukung penguatan SDM Indonesia melalui pengembangan pendidikan vokasi, penguatan riset, dan penguatan universitas berbasis teknologi,” ujarnya.

Kedua, penciptaan iklim investasi yang mendukung pengembangan industri 4.0. Pembenahan iklim investasi ini, ujar Presiden, membutuhkan reformasi struktural yang salah satunya dilakukan melalui Undang-Undang Cipta Kerja.

“Undang-Undang Cipta Kerja ini akan mempermudah izin usaha, memberikan kepastian hukum, memberikan insentif. Undang-Undang Cipta Kerja juga memberikan insentif bagi ekonomi digital. Undang-Undang Cipta Kerja akan mendukung pengembangan industri 4.0,” ujarnya.

Ketiga, investasi pada pembangunan hijau yang menurut World Economic Forum memiliki potensi bisnis sebesar 10,1 triliun Dolar AS dengan peluang pembukaan 395 juta lapangan kerja baru hingga 2030 mendatang.

Indonesia telah melakukan berbagai terobosan untuk pembangunan hijau, di antara melalui pengembangan biodiesel dari kelapa sawit serta pemasangan pembangkit listrik tenaga surya atap (PLTS Atap) di sektor rumah tangga. Pembangunan ini, ujar Presiden, tak hanya akan mengurangi emisi gas rumah kaca tetapi juga menciptakan banyak lapangan kerja baru.

“Di saat yang sama, Indonesia siap berkontribusi pada energi masa depan. Sebagai negara produsen nikel terbesar dunia, Indonesia juga mengembangkan pengolahan bijih nikel menjadi baterai litium, sebagai komponen utama baterai ponsel maupun mobil listrik,” ujarnya.

Kemitraan Indonesia dan Jerman untuk pembangunan hijau ke depan, imbuhnya, juga merupakan salah satu prioritas.

Jokowi mengaku optimistis kerja sama yang dilakukan Indonesia dan Jerman akan mampu membawa kedua negara keluar dari pandemi.

“Kita harus melompat jauh keluar dari krisis, pulih, dan tumbuh lebih kuat. Saya yakin Indonesia dan Jerman dapat bermitra untuk keluar dari pandemi ini sebagai pemenang,” paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper