Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan-perusahaan menjual real estat dalam jumlah yang mencapai rekor saat mereka buru-buru menopang neraca mereka yang rusak akibat pandemi Covid-19.
Perusahaan di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika menjual 27 miliar euro properti perusahaan pada 2020. Menurut laporan broker dan konsultan properti Jones Lang LaSalle Inc (JLL) pada Selasa (13/4/2021), itu sedikit lebih banyak dari setahun sebelumnya.
Perusahaan melepas properti untuk "menjaga modal dan melepaskan likuiditas, serta untuk membentuk kembali portofolio mereka untuk mendukung rencana bisnis pasca-pandemi", kata Nick Compton, kepala pasar modal perusahaan untuk Eropa, Timur Tengah, dan Afrika di JLL.
Lebih dari sepertiga dari penjualan perusahaan adalah properti perkantoran dengan volume melonjak 10 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Semua jenis penjualan real estat komersial di Eropa anjlok 27 persen pada 2020, menurut data Real Capital Analytics.
Lockdown yang meluas memotong pendapatan untuk banyak bisnis ritel dan perhotelan pada 2020, menekan neraca dan mendorong mereka untuk meningkatkan modal.
Banyak dari penjualan tersebut melibatkan leaseback agreements, yang memungkinkan perusahaan untuk mengakses modal sambil berusaha mempertahankan properti mereka. John Lewis Partnership Plc dan Matalan dari Inggris termasuk di antara mereka.
Baca Juga
Peralihan paksa menjadi bekerja dari rumah juga memicu banyak bisnis untuk mempertimbangkan kembali berapa banyak real estat yang akan mereka perlukan pada masa mendatang.
"Apa yang kami saksikan adalah pemikiran ulang grosir dari banyak perusahaan tentang hubungan mereka dengan real estat," kata CEO Solusi Korporat JLL Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, Mark Caskey.