Bisnis.com, CIREBON - Kota Cirebon dikenal memiliki banyak sajian kuliner khas seperti nasi jamblang, empal gentong, hingga docang. Dari deretan kuliner tersebut, nasi jamblang sepertinya jadi top of mind kuliner yang wajib diicip para pelancong.
Nasi jamblang tergolong panganan yang unik karena nasi dibungkus dan disajikan di atas daun jati. Kemudian, rupa-rupa lauk pauk seperti olahan cumi, tongkol, hingga ayam bisa dipilih untuk dimakan bersama nasi jamblang.
Konon, nasi jamblang jadi makanan yang dikonsumsi pekerja yang membangun jalan Anyer-Panarukan atau yang dikenal dengan nama Jalan Raya Pos.
Daun jati dipercaya bisa lebih mengawetkan nasi ketimbang daun pisang karena memiliki pori-pori, sekaligus memberikan aroma khas.
Penasaran akan rasanya, Tim Jelajah Pelabuhan Indonesia 2021 mampir restoran Nasi Jamblang Hj. Lili yang berlokasi di Jalan Kabupaten No.18-20, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon.
Saat tim tiba siang tadi, Minggu (11/4/2021) sekitar jam 12.15 WIB, kondisi restoran tampak sepi. Sepertinya kami adalah pelanggan pertama mereka pada hari ini.
Baca Juga
“Sejak pandemi, pelanggan yang datang memang lebih sedikit [jika dibandingkan sebelumnya]. Tapi alhamdullilah sekarang mulai ramai lagi,” ujar pengelola restoran, Engkos Kosasih.
Dia mengaku omset restoran sempat turun signifikan hingga 70 persen akibat pandemi Covid-19.
Engkos, putera Hajah Lili atau sang pemilik restoran, menyampaikan bahwa saat ini restoran lebih mengandalkan pesanan via daring ketimbang pesanan dari pelanggan yang datang secara fisik.
“Kami juga ada beberapa pelanggan dari luar kota seperti Jakarta yang setia memesan makanan di restoran kami,” ungkapnya.
Dia berharap pandemi Covid-19 lekas usai dan bisnis yang dirilis sang ibunda bisa kembali seperti dulu lagi, ramai pelanggan di dalam restoran.
Kisah Engkos Kosasih menjadi gambaran yang paling banyak dituturkan oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Cirebon, dan mungkin juga di sebagian besar wilayah di Indonesia.
Beruntung, lokasi Restoran Nasi Jamblang Hj. Lili tidak jauh dari Pelabuhan Cirebon yang kini mulai berbenah diri menuju Heritage Port.
General Manager PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC Cabang Cirebon Abdul Wahab mengatakan bahwa melalui konsep Heritage Port kawasan di sekitar pelabuhan akan bisa dijadikan destinasi wisata, termasuk kuliner.
“Cirebon memang dikenal dengan wisata kulinernya,” katanya.
Pelabuhan Cirebon dinilai memiliki sejumlah kelebihan untuk dijadikan Heritage Port. Pasalnya, lokasi pelabuhan berdekatan dengan bangunan-bangunan tua khas Belanda sehingga cocok dijadikan sebagai destinasi wisata.
Selain itu, di Cirebon juga terdapat peninggalan kerajaan hingga keraton yang terawat dengan baik.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Cirebon Wismantono menyampaikan bahwa pengembangan jenis komoditas masih sangat mungkin dilakukan di Pelabuhan Cirebon.
“Cirebon ini ada potensi untuk ekspor yaitu kerajinan rotan, ukiran kayu, dan tekstil. Ini potensi yang bisa dikembangkan,” imbuhnya.