Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demi Target Emisi Karbon, Pemilik Lepas Perkantoran Tua di Jepang

Jepang telah menetapkan target emisi karbon yang ambisius. Sejalan dengan itu, pemilik bangunan perkantoran yang sudah tua melepas properti mereka.
Gunung Fuji menjadi latar properti komersial di Tokyo, Jepang./Bloomberg/Akio Kon
Gunung Fuji menjadi latar properti komersial di Tokyo, Jepang./Bloomberg/Akio Kon

Bisnis.com, JAKARTA – Target ambisius Jepang pada emisi karbon mendorong beberapa perusahaan untuk melepaskan blok perkantoran yang sudah tua, menghasilkan peluang investasi yang langka bagi calon pembeli, menurut kepala bank perwalian terbesar negara itu.

"Perusahaan sekarang meninjau fasilitas dan aset mereka dan akan membuatnya sesuai dengan kebijakan netral karbon atau menjualnya," kata Toru Takakura, Presiden Sumitomo Mitsui Trust Holdings, yang memiliki sekitar US$2 triliun aset.

"Kami melihat properti yang telah dimiliki oleh perusahaan selama bertahun-tahun memasuki pasar dan ada peluang untuk properti yang bagus."

Sementara perusahaan menilai betapa pentingnya properti untuk bisnis inti mereka, calon pembeli mungkin melihat berbagai kegunaan atau tujuan lain di lokasi, kata Takakura.

Jepang pada Oktober 2020 berjanji menjadi netral karbon pada 2050 dan telah menguraikan tonggak sejarah untuk sektor-sektor seperti energi, manufaktur, dan transportasi.

Bisnis utama negara, sementara itu, bergerak untuk membersihkan operasi mereka dan berada di bawah tekanan untuk menunjukkan langkah apa yang mereka ambil untuk mengurangi emisi, tidak peduli seberapa besar atau kecilnya.

"Perusahaan sedang mempertimbangkan bagaimana cara mengurangi emisi, termasuk dengan retrofit atau pembangunan kembali," kata Takakura. "Namun, mereka juga cenderung memutuskan untuk menjual setelah mempertimbangkan apakah memiliki properti seperti itu sesuai dengan strategi mereka pada masa mendatang."

Secara terpisah, Sumitomo Mitsui Trust, yang menawarkan jasa broker real estat dan layanan manajemen aset domestik dan internasional, melihat peningkatan dalam transaksi properti setelah penurunan tajam pada awal 2020 karena pandemi virus corona, kata Takakura.

Dia menyebutkan bahwa minat pembeli asing kuat, terutama untuk fasilitas distribusi dan pusat data, karena suku bunga global yang rendah.

Investasi dalam real estat komersial di Jepang turun 4 persen tahun lalu dibandingkan dengan 28 persen secara global, menurut konsultan properti Jones Lang LaSalle.

Tokyo berada di peringkat ketiga setelah Paris dan London untuk investasi pada 2020, naik dari peringkat keenam tahun sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper