Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyatakan peningkatan tren investasi telah mulai memberikan dampak pada penyerapan kualitas tenaga kerja.
“Kita punya rasa optimisme terkait 2021 karena tren dari investasi yang masuk itu sudah mulai menunjukkan korelasi dengan kualitas penyerapan tenaga kerjanya,” kata Ketua Umum Apindo Haryadi Sukamdani dalam webinar Indonesia Macroeconomic Update 2021, dikutip dari Antara, Kamis (8/4/2021).
Hariyadi mengatakan kemampuan investasi dalam menyerap tenaga kerja terus mengalami penurunan. Pada 2013 investasi sebesar Rp398,3 triliun mampu menyerap 1,82 juta tenaga yang berarti investasi per Rp1 triliun mampu menyerap 4.594 tenaga kerja.
Namun pada 2014, investasi Rp463 triliun hanya mampu menyerap tenaga kerja 1,43 juta orang sehingga per Rp1 triliun investasi hanya dapat menyerap 3.090 orang. Kemudian pada 2019 investasi sebesar Rp809,6 triliun hanya mampu menyerap 1,33 juta tenaga kerja sehingga per Rp1 triliun investasi hanya dapat menyerap 1.277 orang.
Meski demikian, ia menuturkan korelasi antara investasi dan penyerapan tenaga kerja mulai membaik sejak kuartal I tahun lalu yaitu adanya investasi Rp210,7 triliun mampu menyerap 303.000 tenaga kerja. Capaian ini menunjukkan per Rp1 triliun investasi menyerap tenaga kerja mencapai 1.438 orang.
Untuk kuartal II/2020, investasi Rp191,9 triliun mampu menyerap 263.000 tenaga kerja sehingga investasi per Rp1 triliun menyerap tenaga kerja sebanyak 1.371 orang.
Baca Juga
“Jadi yang tadi menyusut ini kelihatannya pada 2020 sudah rebound,” ujarnya.
Menurutnya, efektivitas investasi terhadap penyerapan tenaga kerja akan lebih maksimal jika investasi difokuskan pada bidang padat karya. Tak hanya itu, ia mengatakan tidak semua sektor harus dilakukan otomatisasi dengan teknologi tinggi seperti kelautan, perikanan, pertanian, dan produsen barang-barang rumah tangga yang masih bisa menggunakan tenaga kerja manusia.
“Misalnya produksi bulu mata extension itu masih ada potensi yang bisa diarahkan ke sana [menggunakan tenaga kerja],” jelasnya.
Ia melanjutkan masih banyak juga sektor-sektor yang bisa lebih dioptimalkan seperti produksi susu, kedelai, peternakan, dan perkebunan.
“Susu 80 persen masih impor, kedelai 90 persen masih impor, jagung, bidang peternakan dan perkebunan masih bisa digerakkan. Programnya harus targeted,” ujar Ketua Umum Apindo itu.