Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Positivity Rate India Naik, Suplai Vaksin Potensi Tersendat

Pada sisi lain, Honesti memastikan rencana pengiriman vaksin Covid-19 Sinovac dari China akan berjalan sesuai target.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir. /Bio Farma
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir. /Bio Farma

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bio Farma (Persero) mengatakan bahwa ada kemungkinan suplai vaksin Covid-19 tersendat. Pasalnya, India yang merupakan produsen vaksin terbesar di dunia, melaporkan kenaikan positivity rate virus Corona. 

Dengan demikian negara tersebut akan mendahulukan kebutuhan dalam negerinya. "Kami sedang koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk juga bisa melakukan diplomasi, bagaimana seandainya suplai ke Indonesia yang sudah terjadwal bisa dilakukan sesuai jadwal," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (29/3/2021).

 Honesti menjelaskansuplai vaksin dari fasilitas Covax-GAVI tersebut dinilai krusial terhadap pasokan vaksin di Indonesia dan memengaruhi laju kecepatan vaksinasi di negara ini.

"Kita tidak mau terganggu karena kecepatan vaksinasi menunjukkan sekarang yang dilakukan pemerintah menunjukkan kenaikan. Tadinya 100 ribu-200 ribu per hari, sekarang menuju 500 ribu vaksinasi per hari," katanya.

Pada sisi lain, Honesti memastikan rencana pengiriman vaksin Covid-19 Sinovac dari China akan berjalan sesuai target.

Sementara itu, saat ini Bio Farma memiliki 53,5 juta bulk vaksin Covid-19 asal Sinovac yang telah tiba di Indonesia. Perseroan menargetkan selanjutnya 30 juta bahan baku vaksin corona Sinovac akan tiba pada April 2021 dalam tiga tahap pengiriman. 

Bio Farma juga memiliki target untuk segera mengaktifkan satu fasilitas produksi lagi. Dengan demikian kemampuan produksi vaksin Covid-19 perseroan per bulan akan menjadi 25 juta dosis per April 2021 dari sebelumnya 10-12 juta dosis

"Karena ada 2 fasilitas produksi yang akan segera difungsikan. Terima kasih juga dalam ini kepada Badan POM karena untuk proses produksi yang kedua kami sudah mendapatkan sertifikasi Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB)-nya minggu lalu," kata Honesti. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper