Bisnis.com, JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mendalami 2 isu utama atas peristiwa Trigana Air yang terpaksa harus kembali ke bandar udara keberangkatan (Return to Base/RTB) hanya 2 menit usai lepas landas.
Kasubkom IK Penerbangan KNKT Capt. Nurcahyo Utomo mengatakan sudah mengumpulkan data berupa informasi di lapangan, bekas goresan yang ditemukan di landasan dan bagian pesawat yang dinilai perlu untuk dievaluasi.
Selanjutnya, kata dia, KNKT juga sudah berkomunikasi dengan pengatur lalu lintas udara yang bertugas pada hari itu serta melakukan wawancara dengan saksi yang melihat langsung peristiwa kecelakaan yang menimpa Trigana Air tersebut.
KNKT, lanjutnya, masih akan melakukan wawancara kepada awak pesawat yang menerbangkan dan kru lainnya serta mendalami data kotak hitam serta catatan perawatan pesawat utamanya mesin dan roda pendarat.
“KNKT akan mendalami 2 hal. Yang pertama masalah dengan mesin kanan, kedua penyebab kegagalan roda pendarat sebelah kanan. Ini 2 poin pokok yang didalami KNKT dalam investigasi kecelakaan ini [Trigana Air],” ujarnya dari keterangan video, Selasa (23/3/2021).
Pesawat kargo Trigana Air Boeing 737-500 dengan nomor registrasi PK-YSF terbang membawa empat orang terdiri atas 2 pilot, 1 engineer, dan 1 flight operator officer/FOO. Namun, untungnya, tak ada korban jiwa akibat insiden tersebut.
Adapun KNKT juga telah berhasil mengunduh perangkat kotak hitam berupa rekaman percakapan dalam kokpit (Cockpit Voice Recorder/CVR) dari pesawat Trigana Air yang terpaksa Return to Base (RTB) kembali ke bandara asal keberangkatan Halim Perdana Kusuma.
Capt. Nurcahyo Utomo menyampaikan rekaman percakapan dalam kokpit yang telah diunduh tersebut sepanjang 30 menit penerbangan yang merekam pembicaraan pilot dan suara di kokpit. Dimulai dari pilot melaporkan terjadinya kerusakan hingga akhir penerbangan.
Sementara untuk perangkat kotak hitam lainnya berupa rekaman data penerbangan (Flight Data Recorder/FDR) masih dalam proses verifikasi guna mendapatkan data yang bisa dipahami. Dalam investigasi ini KNKT dibantu oleh National Transportation Safety Board (NTSB) dari Amerika Serikat sebagai wakil negara pembuat pesawat.
CVR merekam bahwa pesawat Boeing registrasi PK-YSF tersebut mengangkut kargo dengan tujuan ke Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan. Setelah 2 menit lepas landas, pilot melaporkan kepada pengatur lalu lintas udara (Air Traffic Cotroller/ATC) bahwa pesawat mengalami kerusakan mesin pada bagian kanan.
“Kemudian pilot memutuskan kembali ke Bandara Halim Perdanakusuma. Pesawat terbang selama 15 menit atau berputar di atas HLP dan kemudian mendarat dengan satu mesin. Penerbangan dengan satu mesin termasuk kondisi sering dilakukan pilot dalam pelatihan di simulator dan seharusnya bukan hal yang sulit. Saat mendarat diketahui bahwa roda pendarat sebelah kanan mengalami kerusakan,” paparnya.
Hingga akhirnya pesawat tersebut berhenti di landasan pacu dengan ketiga roda patah.