Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Kemasan Incar Pertumbuhan 4-5 Persen Tahun Ini

Pada tahun lalu industri kemasan berhasil menembus level produksi pada angka Rp104,4 triliun.
Seorang konsumen sedang memilih makanan dalam kemasan/Antara-M. Agung Rajasa
Seorang konsumen sedang memilih makanan dalam kemasan/Antara-M. Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA — Industri kemasan tahun ini optimistis akan mencetak pertumbuhan sekitar 4-5 persen setelah tahun lalu berhasil menembus level produksi pada angka Rp104,4 triliun.

Direktur Executive Indonesia Packaging Federation (IPF) Henky Wibawa mengatakan pada tahun lalu pasar kemasan sebenarnya statis, atau tidak ada yang naik dan turun secara drastis akibat situasi ekonomi pada pandemi Covid-19.

"Tahun lalu memang ada sektor yang naik tetapi ada juga yang turun jadi secara keseluruhan saya estimasi zero. Tahun ini kami optimistis naik mungkin sekitar 4-5 persen," katanya kepada Bisnis, Rabu (24/3/2021).

Henky menyebut tahun lalu, industri juga didorong oleh investasi pabrikan baru yang mulai beroperasi. Sisi lain, kebutuhan ritel juga tetap akan tinggi.

Belum lagi, Henky menyebut infrastruktur di Tanah Air semakin baik, sehingga distribusi kebutuhan konsumen ke sejumlah daerah yang jauh dari pulau Jawa dan Sumatera sudah lebih baik.

Tentunya juga karena pertumbuhan bisnis daring dan menjamurnya bisnis UKM yang membutuhkan kemasan.

"Kapasitas pabrik baru tahun lalu umumnya terkait dengan industri induknya yang memakai kemasan tersebut dan sebagian untuk ekspor. Sementara sektor produk yang tumbuh misalnya dari minyak harus dalam kemasan bermerek dan tidak boleh lagi minyak goreng curah. Lalu juga beras dalam kemasan 2kg dan 5kg bermerek," ujar Henky.

Adapun, tahun ini Henky mengaku belum mendengar akan ada investasi baru lagi yang akan dilakukan industri. Prinsipnya, isu utama tahun ini yang diharapkan industri kemasan adalah daya beli masyarakat yang pulih dan ekonomi kembali bertumbuh.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono sebelumnya juga menyebut kondisi industri plastik kemasan yang sudah banjir permintaan.

Dia mengatakan bahkan produsen kemasan lokal saat ini sampai kewalahan menerima order yang masuk. Pasalnya, kelangkaan kontainer telah menghambat produk impor yang selama ini mengisi pasar.

"Produsen tentu lebih mengutamakan pemenuhan pesanan yang sudah kontrak, jadi mereka yang minta secara spot harus inden. Sekarang utilisasi plastik hilir sudah 75 persen di hulu 95 persen bagus sekali, mereka sudah tambah mesin sejak September karena untuk rigit packaging naik didorong permintaan hand sanitizer," katanya.

Terlebih saat ini, dari dalam negeri periode Lebaran akan menjadi pendorong peningkatan produk plastik kemasan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper