Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Institute of Development for Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai perkiraan PDB kuartal I/2021 versi Kemenkeu masih overshoot alias optimistis.
Adapun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal I/2021 di kisaran negatif -1 persen sampai -0,1 persen.
Bhima memperkirakan ekonomi masih akan bergerak negatif -1 sampai dengan -2 persen pada triwulan I/2021, atau resesi lebih dalam dibanding proyeksi pemerintah.
"Salah satu faktornya adalah kasus Covid-19 baru masuk pada Maret 2020. Sehingga, pada triwulan I/2020 lalu ekonomi masih bergerak normal, baru pada kuartal II/2020 terjadi kontraksi," jelas Bhima kepada Bisnis, Selasa (23/3/2021).
Dia juga menyebut penyebab lain datang dari tekanan pada sisi permintaan masyarakat yang rendah karena industri belum bergerak ke posisi normal. Diketahui, PPKM Mikro masih akan berlanjut sampai 5 April 2021.
Namun, pertumbuhan negatif ini tidak sedalam kuartal IV/2020 lalu karena didorong oleh rebound harga batu bara dan minyak sawit (CPO).
Selain itu, upaya vaksinasi yang tengah bergulir juga dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Terkait pertumbuhan positif ekonomi dalam negeri, Bhima memperkirakan baru akan terjadi pada kuartal II atau III tahun ini. Sementara untuk tumbuh positif 5 persen baru terjadi pada akhir 2022 atau 2023.
Di kuartal II/2021, dia mencermati dampak Ramadan dan Idulfitri terhadap konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah.
"Kalau ada perubahan kebijakan pada momen lebaran, maka proyeksi bisa di-downgrade atau direvisi ke bawah," jelasnya.