Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan kegiatan ekonomi di Tanah Air menunjukkan adanya pemulihan.
"Ini seiring dengan jumlah kasus Covid-19 yang menurun di level 5.000 dibandingkan saat menembus level 12.000," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Selasa (23/3/2021).
Jika vaksinasi terus bergulir, dia yakin masyarakat akan melihat tren yang meningkat pada kuartal II/2021.
Dari sisi mobilitas, aktivitas pada lokasi perdagangan bahan pokok dan farmasi di bulan Maret mengalami pemulihan dimana levelnya sama sebelum Covid-19.
Tidak hanya itu, aktivitas perbelanjaan ritel dan transportasi juga menunjukkan perbaikan sejak awal tahun.
Indeks penjualan ritel sempat turun di Februari, namun indeks keyakinan konsumen membaik dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca Juga
"Kita harap ini akan membaik pada bulan Maret."
Di sisi investasi, Sri Mulyani melihat adanya perbaikan. Konsumsi semen membaik di bulan Februari. Demikian pula, besi dan baja mulai tumbuh positif. Tren ini tampak pada pertumbuhn impor dua komoditas tersebut sebesar 0,2 persen.
PMTB mesin juga tumbuh positif pada Februari, yang impornya tumbuh 17,7 persen.
"Dengan tanda-tanda ini pemulihan ekonomi diharapkan semakin kuat," ujarnya.
Sri Mulyani memaparkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini masih di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen.
Adapun, lembaga-lembaga global seperti OECD, IMF dan Bank Dunia, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masing-masing di kisaran 4,9 persen, 4,8 persen dan 4,4 persen.
Proyeksi OECD ini meningkat dari sebelumnya sebesar 4 persen. "Fitch juga memperkirakan pertumbuhan Indonesia di 5,3 persen tahun depan [2022]," kata Sri Mulyani.
Di jajaran Kementerian Keuangan, dia mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal I diperkirakan -1 persen - 0,1 persen.
"Kita berharap mencapai zona netral, tapi kita masih mungkin mendekati di 0,1 negatif," ujarnya.