Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan berstrategi mendorong alih moda angkutan barang darat seperti truk dan tangki ke moda transportasi berkapasitas lebih besar seperti kapal dan kereta api guna mempercepat target efisiensi logistik nasional sebelum 2024.
Seperti diketahui, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan sebelumnya menargetkan biaya logistik nasional dapat ditekan ke angka 17 persen sebelum 2024.
Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Logistik Chris Kuntadi mengatakan saat ini dominasi angkutan logistik dengan moda truk sangat tinggi atau mencapai sebesar 90,4 persen.
Kemenhub ingin mendorong supaya ada perpindahan dari moda tersebut ke kapal laut, kereta api hingga pesawat untuk menurunkan biaya angkut dan muat khususnya dengan jarak tempuh yang lebih jauh.
Kemudian, kata dia, juga dengan mencari alternatif angkutan yang juga bisa memindahkan angkutan darat melalui kanal Cikarang- Bekasi- Laut Jawa (CBL).
“Supaya muatan dari Cikarang ke Tanjung Priok bisa menggunakan tongkang atau melalui kanal tersebut yang diharapkan memindahkan angkutan jalan ke kanal tersebut. Ini menurunkan biaya logistik karena muatannya bisa banyak dan bisa menurunkan tingkat kemacetan kecelakaan dan lainnya sehingga bisa membantu logistik,” ujarnya, Senin (22/3/2021).
Selain itu, Kemenhub sedang mengupayakan angkutan kereta bisa masuk sampai ke pelabuhan dan kawasan industri. Dia mencontohkan untuk Pelabuhan Kuala Tanjung yang memiliki kelebihan karena kapal dengan ukuran lebih besar bisa masuk.
Kemenhub akan membuka jalur ke Kuala Tanjung agar angkutan dari Medan ke Belawan serta kawasan industri Sei Mangke bisa diangkut oleh Kereta Api.
Sejumlah rencana lainnya, sambungnya, dengan tetap melanjutkan program dari Kementerian Perhubungan dalam memperbaiki dan menambah infrastruktur pelabuhan. Hal lain yang tak kalah penting adalah subsidi angkutan laut dengan tol laut ke wilayah timur dan program jembatan udara.
Hal itu dimaksudkan agar pengiriman dari daerah yang pinggiran dekat pelabuhan bisa dilanjutkan dengan pesawat udara untuk dikirim ke pedalaman dengan subsidi dari pemerintah pusat.
“Kami juga meminta operator pelabuhan bekerja 24/7 dan memodernisasi alat-alat bongkar muat pelabuhan yang diusahakan baik Pelindo, pelabuhan swasta maupun yang ditangani dioperasikan kemenhub sendiri. National Logistic Ecosystem [NLE] juga harus dilakukan supaya pelaku bisnis cukup satu pintu. Dari NLE ini distribusikan ke kementerian dan lembaga yang menangani,” tekannya.
Chris yakin target penurunan biaya logistik bisa dipercepat kendati memang pandemi covid-19 berdampak kepada refocusing anggaran pemerintah.
"Peranan angkutan multimoda juga besar karena barang nggak usah menghubungi satu per satu pemilik moda tetapi cukup berhubungan satu Badan Usaha Angkutan Multimoda (BUAM) dengan satu surat jalan yang ditandatangani bisa untuk kapal laut, truk, KA, serta pesawat. Modernisasi teknologi tracing dan tracking penting,” tekannya.