Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat perekonomian global berpotensi tumbuh lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya. Sementara itu, perbaikan ekonomi domestik diprakirakan masih berlanjut.
Menyikapi perkembangan, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan bahwa lembaganya dalam Rapat Dewan Gubernur tanggal pekan lalu memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen, suku bunga deposit facility 2,75 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 4,25 persen.
“Ke depan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional lebih lanjut, BI lebih mengoptimalkan kebijakan makroprudensial akomodatif, akselerasi pendalaman pasar uang, dukungan kebijakan internasional, serta digitalisasi sistem pembayaran,” katanya yang dikutip dari situs resmi BI, Senin (22/3/2021).
Erwin menjelaskan bahwa BI menempuh langkah-langkah kebijakan sebagai tindak lanjut sinergi kebijakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam paket kebijakan terpadu untuk peningkatan pembiayaan dunia usaha.
Sejalan dengan kebijakan moneter akomodatif BI dan sinergi dengan kebijakan fiskal pemerintah untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional, kondisi likuiditas di perbankan dan pasar keuangan tetap longgar.
Penurunan suku bunga kebijakan moneter dan longgarnya likuiditas mendorong suku bunga terus menurun, meski penurunan suku bunga kredit perbankan perlu terus didorong. Suku bunga dasar kredit (SBDK) bank-bank BUMN diperkirakan akan menurun sejalan dengan rencana penurunan yang telah diumumkan.
Baca Juga
“Bank Indonesia mengharapkan bank-bank lain juga dapat mempercepat penurunan suku bunga kredit sebagai upaya bersama untuk mendorong kredit/pembiayaan bagi dunia usaha dan pemulihan ekonomi nasional,” jelasnya.