Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) terus meningkatkan produksi petrokimianya di Kilang Plaju dengan menghasilkan bahan baku plastik jenis polypropylene atau polipropilena.
Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional Ifki Sukarya mengatakan sepanjang tahun lalu Kilang Plaju menghasilkan sebanyak 46.702 ton polytam.
Dia mengklaim produksi polytam pada tahun lalu melampaui target rencana kerja hingga mencapai angka 103,8 persen.
Ifki mengungkapkan produksi polytam dari Kilang Plaju bersinergi dengan unit usaha dalam sub holding Refining & Petrochemical Pertamina yaitu PT Polytama Propindo (Polytama).
Polytama Propindo merupakan produsen polipropilena resin terbesar kedua di Indonesia, dan satu-satunya di Asia Pasifik yang memproduksinya dalam bentuk granule (butiran).
“Sinergi antar-anak perusahaan Pertamina Group tidak hanya meningkatkan keandalan produk, tetapi juga pasokan untuk lebih jauh mendukung perekonomian nasional,” katanya seperti dikutip dalam keterangan resminya, Rabu (17/3/2021).
Baca Juga
Adapun, polytam merupakan bahan baku plastik jenis polypropylene/polipropilena (PP) yang telah diluncurkan di Kilang Plaju, Sumatera Selatan, sejak 2017.
Produk plastik yang dihasilkan dari polytam berkualitas tinggi dan memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya, lebih tahan panas dan oksidasi, memiliki warna yang lebih putih dan bening, lebih mengkilat, dan lebih mudah dibuka (bila dijadikan kemasan plastik).
Selain itu, plastik yang dibuat dari polytam aman meski bersentuhan langsung dengan makanan dan minuman sehingga dapat digunakan sebagai wadah, kemasan, serta peralatan makanan dan minuman. Polytam juga menjadi bahan baku mainan anak-anak dan digunakan dalam industri obat-obatan.
Ifki menambahkan pencapaian produksi polytam semakin menguatkan komitmen kontribusi lini bisnis pengolahan dan petrokimia Pertamina dalam pemenuhan bahan baku plastik dalam negeri dan pengurangan ketergantungan pada impor.
Pasalnya, Asosiasi Produsen Olefin, Aromatik, dan Plastik (Inaplas) mencatat kenaikan permintaan produk plastik hilir, khususnya yang terkait industri makanan, minuman, dan kesehatan sepanjang tahun lalu.
"Kami berkomitmen untuk terus menggerakkan perekonomian negeri ini,” ungkapnya.