Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Surplus Neraca Perdagangan Jaga Perekonomian Indonesia

Surplus neraca perdagangan Februari 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang mencapai US$2,44 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$2,63 miliar.
Kegiatan Bongkar muat kontainer di Pelabuhan Batu Ampar, Selasa (8/9/2020)./Bisnis-Bobi Bani.
Kegiatan Bongkar muat kontainer di Pelabuhan Batu Ampar, Selasa (8/9/2020)./Bisnis-Bobi Bani.

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyambut positif surplus neraca perdagangan Indonesia yang hari ini dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (15/3/2021).

Seperti diberitakan, neraca perdagangan Indonesia Februari 2021 surplus sebesar US$2 miliar. Indonesia sudah mengalami surplus neraca perdagangan berturut-turut sejak Mei 2020.

BI memandang surplus tersebut berkontribusi positif dalam menjaga pertahanan eksternal perekonomian Indonesia.

"Ke depan Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk pemulihan ekonomi," tulis Erwin Haryono Kepala Departemen Komunikasi BI, Senin (15/3/2021).

Surplus neraca perdagangan Februari 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang berlanjut. Pada Februari 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar US$2,44 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$2,63 miliar.

Perkembangan itu dipengaruhi oleh ekspor nonmigas yang tercatat US$14,40 miliar, relatif stabil dibandingkan dengan ekspor nonmigas bulan sebelumnya sebesar US$14,41 miliar.

"Ekspor sejumlah produk manufaktur, seperti besi dan baja serta kendaraan dan bagiannya, membaik setelah sempat terkoreksi pada bulan sebelumnya," jelasnya.

Sedangkan, impor nonmigas mengalami peningkatan terutama pada kelompok barang modal, sejalan dengan aktivitas ekonomi domestik yang melanjutkan perbaikan.

Adapun, defisit neraca perdagangan migas menurun dari US$0,67 miliar pada Januari 2021 menjadi US$0,44 miliar. Hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan impor migas di tengah ekspor migas yang tetap tinggi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper