Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pelibatan PT Sanbe Farma dan PT JBio sebagai produsen vaksin Covid-19 di Indonesia dinilai merupakan upaya hilirisasi vaksin-vaksin yang sedang dikembangkan oleh sejumlah lembaga.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Profesor Amin Soebandrio mengatakan saat ini lembaga pengembang vaksin Covid-19 sedang mencari atau dicarikan perusahaan yang bisa melakukan proses hilirisasi.
"Pembuatan vaksin Covid-19 tidak hanya oleh Eijkman, ada Universitas Indonesia [UI] dan Universitas Airlangga [Unair]. Saat ini, mereka sedang mencari atau sedang dicarikan perusahaan yang mau melakukan hilirisasi," ujar Amin pada saat dihubungi, Selasa (16/3/2021).
Hal tersebut, sambungnya, perlu dilakukan mengingat PT Bio Farma (Persero) merupakan produsen tunggal vaksin Covid-19 di Tanah Air. Dengan demikian, keterlibatan perusahaan farmasi lain dalam proses produksi vaksin dinilai perlu.
Selain PT Bio Farma, sejumlah institusi terlibat dalam pengembangan vaksin di Tanah Air, khususnya Vaksin Merah Putih, antara lain LBM Eijkman, Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI), UI, Institute Teknologi Bandung (ITB), Unair, Universitas Gadjah Mada (UGM), PT Kalbe Farma Tbk., Biotis, dan Tempo Scan.
Menurut Amin, perusahaan yang didapuk sebagai calon produsen vaksin Covid-19 oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sedang melakukan pemantauan terhadap vaksin yang dikembangkan untuk kemudian dilanjutkan dengan proses hilirisasi.
Baca Juga
Dari beberapa lembaga yang mengembangkan vaksin, lanjut Amin, sejumlah produsen akan melanjutkan proses hilirisasinya, termasuk PT Sanbe Farma dan PT JBio.
"Calon produsen tersebut sedang melihat vaksin yang mana yang sesuai dengan kriteria perusahaan," jelasnya.