Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan pada awal 2021 impor kurma masih belum menunjukkan ada peningkatan.
Dia memproyeksikan, impor kurma akan mulai meningkat bulan depan, saat mendekati periode Ramadan.
“Karena Ramadan masih April, kemungkinan nanti pada waktu kita mengumumkan impor untuk posisi Maret 2021, termasuk volume dan dari negara mana saja,” katanya dalam konferensi pers, Senin (15/3/2021).
Pada Februari 2021, BPS mencatat nilai impor Indonesia mencapai US$13,26 miliar, meningkat cukup tinggi sebesar 14,86 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) meski secara bulanan turun tipis sebesar 0,49 persen.
Secara bulanan impor migas mengalami penurunan sebesar 15,95 persen dan nonmigas meningkat 1,54 persen. Sementara secara tahunan, impor nonmigas meningkat sebesar 22,03 persen.
"Impor pada Februari 2021 mencapai US$13,26 miliar, angka ini lebih tinggi dibandingkan Februari 2020 karena naik 14,86 persen dan lebih tinggi dibandingkan Februari 2019. Saya pikir ini indikasinya bagus, karena terakhir impor naik Juni 2019," jelasnya.
Baca Juga
Berdasarkan penggunaan barang, BPS mencatat impor barang konsumsi mengalami penurunan sebesar 13,78 persen, didorong oleh penurunan beberapa komoditas seperti vaksin dan buah-buahan.
Di sisi lain, impor bahan baku/penolong dan impor barang modal mengalami peningkatan yang tinggi secara tahunan, masing-masingnya sebesar 11,53 persen yoy dan 17,68 persen yoy.
Menurut Suhariyanto, geliat kinerja impor tersebut menggembirakan karena mengindikasikan pergerakan industri dan investasi pada kuartal I/2021.