Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa neraca perdagangan Indonesia Februari 2021 surplus sebesar US$2,01 miliar. Surplus ini terjadi seiring dengan masih tumbuhnya ekspor Tanah Air.
Ekonom BCA David Sumual mengatakan bahwa surplus sebesar US$2 miliar sesuai dengan ekspektasi sebelumnya.
Dia memperkirakan bahwa surplus masih akan terjadi hanya di sepanjang semester I/2021, namun semakin menipis.
“Jadi mungkin semester dua surplusnya tidak akan sebesar di awal-awal tahun ini, ya, karena impor akan semakin meningkat,” kata David, Senin (15/3/2021).
Menurutnya, peningkatan impor akan terjadi terutama pada bahan baku dan barang modal. Selain itu, dia juga memperkirakan bahwa peningkatan impor bahan pokok akan terjadi seiring dengan naiknya kebutuhan jelang hari raya Idul Fitri.
Di sisi lain, proses pemulihan berkat proses vaksinasi yang diperkirakan dapat mendorong mobilitas warga membuat permintaan bahan baku serta barang modal meningkat.
Baca Juga
“Nah, ini menjelang akhir tahun mulai semester II/2021 saya pikir orang akan mulai [mobile] terutama yang domestik. Mobilitasnya sudah semakin baik,” tuturnya.
Adapun, ekspor Februari 2021 didominasi oleh industri pengolahan yang tumbuh sebesar 1,38 persen (month-to-month/mtm) yang didorong oleh besi baja, kendaraan bermotor, logam dasar mulai, dan kimia dasar organik dari hasil pertanian. Peningkatan eskpor (year-on-year/yoy) naik 9 persen didorong besi baja, kimia dasar organik, dan peralatan listrik.
Impor Februari 2021 didominasi oleh barang modal yang tumbuh 9,08 persen (mtm) dan 17,68 persen (yoy). Lebih lanjut, impor bahan baku turun 0,50 persen (mtm) menjadi US$9,89 miliar, namun realisasi ini tumbuh 11,53 persen secara tahunan (yoy).