Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor RI ke China Turun US$96,2 Juta, Ini 3 Komoditas Penyumbang Utama

Meski mengalami penurunan, pangsa ekspor nonmigas Indonesia masih belum banyak berubah. Posisi pertama tetap ditampati oleh China dengan pangsa mencapai 20,50 persen dengan nilai ekspor sebesar US$2,95 miliar.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia ke China pada Februari 2021 mengalami penurunan sebesar US$96,2 juta.

Kepala BPS SUhariyanto mengatakan penurunan ekspor tersebut dikarenakan ada penurunan tajam beberapa komoditas. “Pertama, minyak dan lemak hewan nabati secara bulanan turun 40,99 persen, pulp dari kayu turun 21,55 persen, dan bahan bakar mineral turun 3,7 persen,” katanya dalam konferensi pers, Senin (15/3/2021).

Meski mengalami penurunan, Suhariyanto mengatakan pangsa ekspor nonmigas Indonesia masih belum banyak berubah. Posisi pertama tetap ditampati oleh China dengan pangsa mencapai 20,50 persen dengan nilai ekspor sebesar US$2,95 miliar.

Di sisi lain, impor Indonesia dari China juga mengalami penurunan sebesar US$215,9 juta. BPS mencatat, Indonesia masih mengalami defisit perdagangan dnegan China, yaitu mencapai US$968,5 juta.

Di samping China, Suhariyanto mengatakan penurunan ekspor yang paling dalam adalah ke negara tujuan India, yang mencapai US$178 juta. Selanjutnya, disusul oleh Spanyol US$75,5 juta, Myanmar US$52,8 juta, dan Singapura -49,7 juta.

“Kita tahu apa yang terjadi di Myanmar, sehingga bisa dipahami ekspor ke Myanmar mengalami penurunan,” jelasnya.

Adapun pada Februari 2021, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$2,01 miliar, dengan total nilai ekspor sebesar US$15,27 miliar dan impor US$13,26 miliar.

Kinerja ekspor tersebut tercatat tumbuh sebesar 8,56 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara kinerja impor tercatat meningkat lebih tinggi, yaitu 14,89 persen dibandingkan dengan Februari tahun lalue

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper