Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang properti kian serius mengarap pasar usia muda dengan menjual rumah sesuai dengan kemampuan finansial mereka. Salah satunya dengan mengembangkan rumah tapak mini dengan ukuran di bawah 21 meter persegi.
Ketua Bidang Properti dan Kawasan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sanny Iskandar mengatakan ruman mini menjadi strategi pengembang properti untuk meningkatkan penjualan di tengah kondisi pandemi yang masih berlangsung.
Dia memperkirakan upaya pengembang menawarkan rumah berukuran lebih minimalis akan efektif guna menyasar pasar tersebut. Selain karena harga yang lebih terjangkau, ini juga disebabkan kelompok muda masih belum memiliki kebutuhan ruang yang besar.
“Sama sekali tidak ada masalah dengan ukuran yang lebih kecil karena mereka [generasi milenial] rata-rata masih baru menikah atau masih single. Jadi memang kebutuhan rumahnya tidak terlalu besar, yang penting efektif untuk bekerja,” katanya kepada Bisnis.com belum lama ini.
Dengan konsep interior multifungsi, misalnya meja yang digunakan untuk makan dan bekerja serta kasur yang bisa dilipat, kondisi rumah dengan ukuran kecil bisa diakali. Menurutnya, kebutuhan terpenting saat ini bagi generasi milenial adalah ketersediaan akses internet yang memadai.
Selain itu, konsep rumah tumbuh yang ditawarkan bisa menjadi solusi jangka panjang bagi para konsumen. Mereka bisa menyesuaikan pembangunan ruang tambahan dan keadaan finansial dengan kondisi yang ada.
Baca Juga
Namun demikian, disampaikan Sanny bahwa faktor seperti lokasi dan kemudahan akses akan tetap menjadi pertimbangan, selain harga murah yang ditawarkan. Selain itu, sarana prasarana dan fasilitas penunjang juga perlu diperhatikan oleh pengembang sebagai nilai jual tambahan.
Dia tak memungkiri bahwa rumah tapak dengan ukuran kecil akan menjadi pilihan yang menarik bagi konsumen dan dapat dimaksimalkan oleh para pengembang, khususnya yang menyasar pasar generasi muda.
“Pasar milenial ini kan luas juga ada berbagai macam. Tapi saya rasa prioritas anak muda sekarang bukan ke luas ruang atau rumahnya tapi ke hal-hal lain seperti akses terhadap koneksi internet dan fasilitas umum,” katanya.