Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Ramadan, Kemendag Perketat Pengawasan Barang Ritel Modern

Kemendag memperketat pengawasan terhadap barang yang dijual oleh ritel modern jelang Ramadan serta memastikan keseimbangan stok dan harga.
Ilustrasi pusat perbelanjaan. /Bisnis.com
Ilustrasi pusat perbelanjaan. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mulai mengawasi pasokan barang di ritel modern maupun tradisional jelang Ramadan. Harga barang dipastikan tidak akan dijual di atas ketentuan harga eceran tertinggi (HET) saat permintaan diperkirakan naik.

“Kami sudah koordinasi dengan asosiasi ritel dan pasar, kami pastikan stok aman. Kami sudah minta ritel untuk jaga harga sesuai dengan HET,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Syailendra, Selasa (9/3/2021).

Dia pun memastikan para pelaku usaha tidak melakukan aksi curang seperti sengaja menimbun barang untuk mengerek harga. Pelaku usaha justru tengah menikmati kenaikan omzet akibat perpanjangan jam operasional.

“Kami sudah peringatkan jangan coba-coba menimbun. Pilihannya ya kami gerojoki pasar agar harga turun. Beberapa minggu jelang Ramadan kami sudah intens pengawasan ke pasar,” kata dia.

Syailendra pun memastikan bisnis ritel bisa dapat terus optimal beroperasi saat Ramadan dan Idulfitri. Sejauh ini, Kementerian Perdagangan telah mengusulkan pekerja ritel dan pusat perbelanjaan masuk dalam sasaran prioritas vaksinasi.

“Kami sudah usulkan ke Kementerian Kesehatan, ada sekitar 5 juta pekerja di sektor ini yang diharapkan bisa masuk skema vaksinasi. Usulan ini dalam rangka pemulihan ekonomi juga,” kata Syailendra.

Sebelumnya, para pelaku usaha ritel menyatakan akan menyesuaikan tambahan stok barang untuk momen Ramadan Idulfitri tahun ini guna menghindari menumpuknya barang yang tak terjual seperti pada tahun lalu. Tambahan stok bakal dipangkas sampai separuh volume yang biasa disiapkan pada masa normal.

“Jika pada masa normal kami naikkan sampai 100 persen, maka kali ini kami pangkas hanya bertambah 50 persen saja. Kami khawatir ada lonjakan kasus dan antisipasi ada kebijakan pemerintah yang memengaruhi aktivitas,” kata Ketua Umum DPP Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah, Selasa (9/3/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper