Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) dalam survei konsumen Februari 2021 melaporkan bahwa indeks keyakinan konsumen (IKK) tercatat sebesar 85,8 relatif meningkat dari bulan Januari 2021 yaitu sebesar 84
Adapun, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan relatif stabil seperti yang tercermin pada indeks ekspektasi konsumen (IEK) tercatat sebesar 106,5, sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya yaitu 106,7.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan optimisme konsumen juga harus mempertimbangkan daya dukung, terutama dari sisi pendapatan konsumen.
Hal itu tercermin dalam indeks kondisi ekonomi (IKE) yang terpantau membaik menjadi sebesar 65,1 dari bulan sebelumnya sebesar 63,0.
Walau naik, posisi ini masih berada di area pesimis yaitu di bawah 100. Sehingga, Enny menyebut bahwa ekspektasi konsumen belum bisa menjadi leading factor.
“Kalau indeks ekspektasi konsumen ini sering meleset. Artinya ini untuk menunjukkan masyarakat masih ada optimisme[atau] enggak. Kadang-kadang kalau optimis, ya optimis terus,” jelas Enny, Senin (8/3/2021).
Baca Juga
Menurut Enny, optimisme konsumen yang naik merupakan hal yang wajar karena mendekati bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Ekspektasi masyarakat juga turut meningkat didukung dengan adanya kemungkinan peningkatan permintaan (demand) terhadap komoditas yang biasanya tinggi saat sebelum lebaran.
Peningkatan tersebut juga sejalan dengan ekspektasi masyarakat terhadap beberapa faktor salah satunya seperti mendapatkan tunjangan hari raya (THR).
“Jadi dalam kondisi pandemi sekarang, maka siklus atau kebiasaan itu belum tentu terjadi. Karena apa? Rendahnya daya beli masyarakat,” katanya.
Enny memperkirakan sekalipun ada permintaan, maka akan kecil sekali. Dia mencontohkan dengan sejumlah hari libur panjang sebelumnya.
Banyak masyarakat yang pergi keluar atau berwisata namun melakukan spending yang relatif kecil sebab rendahnya daya beli.