Bisnis.com, JAKARTA - VP Economist Bank Permata Josua Pardede memperkirakan cadangan devisa Indonesia pada tahun ini akan mencapai kisaran US$140 miliar hingga US$142 miliar pada 2021.
Adapun pada Februari 2021, Bank Indonesia (BI) mengumumkan posisi cadangan devisa meningkat naik tipis sebesar US$800 juta menjadi $138,8 miliar.
Josua menilai aliran modal yang keluar dari pasar keuangan Indonesia, terutama di pasar obligasi sebesar US$1,06 miliar akibat kekhawatiran investro terhadap kenaikan yield dari US Treasury bisa tertutupi oleh penarikan pinjaman pemerintah.
“Sehingga secara total cadangan devisa masih mampu tumbuh di bulan Februari 2021,” katanya, Jumat (5/3/2021).
Menurut Josua, tren aliran modal asing yang keluar dari pasar obligasi masih akan menjadi tantangan dalam perkembangan cadangan devisa ke depannya, terutama jika melihat sikap The Fed yang tidak berusaha menahan laju sell-off US treasury dari investor.
Dengan demikian, maka cadangan devisa dalam jangka pendek berpotensi mengalami penurunan sejalan dengan perkiraan tingginya net outflow pada Maret 2021.
Namun, Josua memperkirakan cadangan devisa akan mulai bergerak naik terbatas pada bulan-bulan berikutnya seiring dengan arus pembalikan aliarn modal.
“Pada sekitar bulan Juni, memang akan ada tekanan pada cadangan devisa seiring dengan musim pembayaran devisa, namun hingga akhir tahun secara umum, cadangan devisa akan meningkat sehingga berada pada kisaran US$140-US$142 miliar,” jelasnya.
