Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemulihan Ekonomi, Kemendag Sasar Pasar Ekspor Baru

Indonesia kini sedang bertransformasi menjadi negara penghasil produk-produk bernilai tinggi yang membutuhkan pasar-pasar baru di luar negara tradisional atau mitra dagang utama. 
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menggunakan masker saat akan menyampaikan paparan pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kepala BKPM dan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/2/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menggunakan masker saat akan menyampaikan paparan pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kepala BKPM dan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/2/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan akan memanfaatkan perjanjian perdagangan untuk memperluas pasar nontradisional dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Indonesia kini sedang bertransformasi menjadi negara penghasil produk-produk bernilai tinggi yang membutuhkan pasar-pasar ekspor baru di luar negara tradisional atau mitra dagang utama. 

“Keberadaan perjanjian dagang diharapkan dapat menjadi kondisi pendukung  bagi pertumbuhan ekspor nasional yang berkontribusi pada pemulihan ekonomi secara menyeluruh,” kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga pada acara Pra-Rapat Kerja Kemendag 2021, dikutip dari keterangan resmi, Rabu (3/3/2021). 

Jerry mengatakan perluasan pasar yang lebih proaktif melalui pasar nontradisional dilakukan dengan mencari dan memanfaatkan peluang di negara-negara nontradisional sebagai alternatif pasar ekspor.

Berdasarkan data kinerja ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa kawasan selama periode 2020/21 (YoY), terjadi peningkatan ekspor tertinggi ke sejumlah negara/kawasan nontradisional, seperti Afrika Selatan sebesar 138,2 persen, Eropa Timur sebesar 127,9 persen, dan Afrika Timur sebesar 57,7 persen.

Indonesia juga memiliki sejumlah perjanjian perdagangan bilateral dengan negara nontradisional yaitu Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), Indonesia-Mozambique Preferential Trade Agreement (PTA), Indonesia-Pakistan PTA.

Selain itu, Jerry mengatakan Kemendag akan mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan yang sedang berjalan dan melakukan perundingan dengan negara-negara nontradisional.

Peningkatan utilisasi FTA pun perlu dilakukan untuk mendorong para pelaku mengekspor ke negara-negara yang telah menjalin kerja sama perdagangan dengan Indonesia yang memiliki tarif rendah bahkan sampai 0 persen.

“Indonesia akan terus menyelesaikan berbagai perjanjian perdagangan yang tengah berlangsung saat ini serta menjajaki peluang-peluang baru lainnya dengan negara-negara nontradisional sesuai amanat Presiden Joko Widodo. Adapun perundingan-perundingan yang ditargetkan untuk diselesaikan pada 2021 antara lain perjanjian dengan Uni Eropa, Pakistan Trade in Goods Agreement, Bangladesh, Tunisia, dan Maroko,” jelasnya. 

Dia menyebutkan upaya lain yang dilakukan adalah mengelola pasar dan produk utama. Kontribusi 10 negara tujuan utama tercatat mencapai 69,7 persen dari total ekspor nonmigas pada 2020. Sementara itu kontribusi 10 produk utama mencapai 59,9 persen dari total ekspor non migas 2020. 

Strategi lainnya yang dapat diiringi dalam pemanfaatan perundingan perdagangan internasional adalah mendorong transformasi ekspor ke produk bernilai tambah dan jasa, memperluas hubungan dagang dan investasi) melalui diplomasi, advokasi dan negosiasi perjanjian bilateral, subregional, regional, plurilateral, dan multilateral, serta kerja sama di organisasi komoditas internasional. 

Adapun untuk mengoptimalkan pemanfaatan perjanjian perdagangan internasional yang telah ada, Jerry mengharapkan peningkatan sosialisasi Dinas Perindag Provinsi, FTA Center, dan Export Center kepada para pelaku usaha di daerah secara intensif.

Dengan demikian, para pelaku usaha dapat memanfaatkan skema FTA yang telah dimiliki sehingga bisa mendorong pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper