Bisnis.com, JAKARTA - Target Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap menjadi negara maju diperkirakan akan mundur akibat pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama setahun di Tanah Air.
Sebelumnya, Kementerian PPN/Bappenas memperkirakan status indonesia sebagai negara upper middle income dengan Gross National Income (GNI) per capita sebesar US$ 4.047,6 akan turun menjadi lower middle income pada 2020 dengan GNI per capita sebesar US$3.806,4 akibat dari pandemi tersebut.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira berpendapat dibutuhkan usaha yang sangat keras bagi Indonesia untuk bisa keluar dari middle income trap.
Target Indonesia yang akan menjadi negara high income diperkirakan akan mundur. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terkontraksi -2,07 persen sepanjang 2020, kontraksi yang pertama kali sejak krisis 1998 lalu.
Bhima menjelaskan, permasalahan utamanya adalah penggerak terbesar pertumbuhan ekonomi, yaitu konsumsi rumah tangga dan investasi diperkirakan butuh waktu setidaknya 2 hingga 3 tahun untuk bisa pulih ke level sebelum pandemi.
“Meski ada vaksin, tidak otomatis masyarakat kembali berbelanja, pasti ada jeda dulu karena pemerintah masih melakukan pembatasan sosial,” katanya kepada Bisnis, Selasa (2/3/2021).
Baca Juga
Dengan kondisi seperti ini, Bhima memperkirakan target Indonesia keluar dari negara berpendapatan menengah akan mundur 5 hingga 10 tahun dari proyeksi pemerintah di 2045.
“Harapannya 2050-2060 ya masuk negara maju. Itupun dengan asumsi tidak ada pandemi berikutnya yang mengganggu aktivitas ekonomi,” jelasnya.
Sementara itu, Kementerian PPN/Bappenas memproyeksikan status Indonesia akan bisa kembali menjadi Upper Middle Income Country pada 2022.
Namun, untuk mencapai target tersebut dibutuhkan syarat pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen per tahun.
Untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada 2021, Indonesia membutuhkan total investasi dalam perekonomian sekitar Rp5.817,3—Rp5.912,1 triliun.
Pada 2020, realisasi investasi di 2020 tercatat hanya mencapai Rp4.897,78 triliun karena ekonomi terkontraksi. Oleh karena itu, pada 2021, dibutuhkan tambahan investasi sebesar Rp919,52 hingga Rp1.014,32 triliun dari 2020 agar ekonomi dapat tumbuh di kisaran 4,5 hingga 5,5 persen.