Bisnis.com, JAKARTA — Rencana pembentukan holding perusahaan badan usaha milik negara panas bumi dikabarkan bakal rampung pada tahun ini.
Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero) Riki Firmandha Ibrahim mengatakan bahwa pemerintah tengah melakukan evaluasi jangka panjang terkait dengan pembentukan holding tersebut.
"Saya tidak tahu pastinya. Namun, saya membaca kurang lebih targetnya 2021," katanya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (1/3/2021).
Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia Prijandaru Effendi menilai pembentukan holding merupakan salah satu langkah positif yang diinisiasi oleh pemerintah untuk menyatukan perusahaan-perusahana pelat merah yang bergerak di bidang panas bumi yang saat ini tercatat ada tiga perusahaan.
Menurut dia, pembentukan holding dapat membuat proses operasi yang dilakukan ketiga perusahaan itu menjadi lebih efisien dan memobilisasi untuk ekspansi lebih massif ke depannya.
"Harapannya ada kerja sama yang baik saling sinergi, bisa kembangkan panas bumi kembangkan sangat sulit dengan adanya sinergi dari BUMI jadi kita harap bersama-sama holding dapatkan solusi agar bisa berkembang cepat," jelasnya.
Baca Juga
Sementara itu, Anggota Dewan Energi Nasional Satya Widya Yudha menilai pembentukan holding pada perusahaan BUMN dinilai menjadi suatu hal yang wajar. Hal itu juga dilakukan oleh Pertamina dalam membentuk subholding yang mengurus bisnis di sektor gas bumi.
Namun, pembentukan holding harus bisa menjawab tantangan untuk memenuhi target-target yang ditetapkan. Dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) target bauran energi baru dan terbarukan dipatok sebesar 23 persen pada 2025. Di sisi lain, capaian pemanfaatan potensi panas bumi di dalam negeri masih loyo.
Dia berharap dengan dibentuknya holding BUMN panas bumi nantinya meningkatkan market share Indonesia sebagai pemain panas bumi ternama di dunia yang saat ini berada pada posisi kedua dan diharapkan dapat tumbuh seiring dengan pembentukannya.
"Ini hal yang tidak asing, tapi lebih kepada bagaimana menjawab target," ungkapnya.