Bisnis.com, JAKARTA - PT MRT Jakarta mengklaim pekerjaan pembangunan CP 201 fase 2A MRT Jakarta berjalan sesuai jadwal. Proyek di Stasiun Monas masuk tahap pembangunan dinding penahan tanah atau D-Wall.
Plt. Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo mengatakan pembangunan Stasiun Monas telah masuk ke tahap membangun D-Wall untuk stasiun serta pembangunan pos polisi baru yang direlokasi dari Jalan Medan Merdeka Barat ke Jalan Medan Merdeka, Selatan (samping pintu masuk Taman Monas Jalan Silang Medan Merdeka Barat Daya).
"Selain itu, proyek juga mulai mengerjakan jet grout dan king post stasiun," ujarnya melalui siaran pers, Sabtu (27/2/2021).
Sedangkan proyek di Stasiun Thamrin telah masuk tahap pekerjaan relokasi drainase dan persiapan peralatan pekerjaan pembangunan D-Wall seperti soil pit dan silo foundation.
PT MRT Jakarta (Perseroda) juga akan menyiapkan pusat informasi masyarakat (visitor center) di area pembangunan Stasiun Monas, yang akan berfungsi sebagai media center dan menyajikan sejumlah maket seperti MRT Jakarta Fase 2, penemuan cagar budaya selama pembangunan fase 2, dan video profil MRT Jakarta.
Stasiun Thamrin merupakan salah satu stasiun di fase 2A MRT Jakarta. Stasiun ini akan menjadi stasiun MRT Jakarta terpanjang, yaitu sekitar 410 meter dengan struktur bangunan dua lantai di bawah tanah. Stasiun ini juga akan menjadi pertemuan jalur timur - barat.
Stasiun Monas adalah stasiun yang terintegrasi langsung dengan kawasan Taman Monas.
Kedua stasiun ini ditargetkan selesai pada Maret 2025.
Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari enam stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada Maret 2025, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada Agustus 2027.
Sedangkan Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).
Berbeda dengan fase 1, fase 2 dibangun sekaligus dengan membangun konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development).
Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta, tetapi juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.