Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah kalangan berkomitmen menyokong sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar bisa bangkit dari dampak pandemi Covid-19. Sektor UMKM menjadi perhatian karena menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak setahun lalu telah membuat sektor UMKM limbung. Sektor ini membutuhkan pembiayaan dari perbankan agar mampu memutar kembali roda usahanya.
Direktur Hubungan Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto mengatakan potensi penyaluran kredit ke sektor UMKM amat besar. Dia menyebut, sebanyak 67 persen dari 64,2 juta pengusaha UMKM belum menerima akses pembiayaan.
“Para UMKM sangat bisa berkolaborasi dengan kami sebagai lembaga keuangan yang mempunyai visi kinerja unggul dan layanan terbaik dan berkelanjutan,” ujar Sis Apik dalam acara diskusi virtual, Jumat, (26/2/2021).
Baca Juga : Perluas Pasar Mitra UMKM dengan Akses Mudah Influencer Marketing, Gojek Gandeng Allstars.id |
---|
Staf Khusus Menteri Bidang Hukum, Pengawasan Koperasi dan Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM, Agus Santoso juga mendorong perbankan untuk terus mendukung sektor UMKM melalui penyaluran kredit.
Dia beralasan, sebagai tulang punggung perekonomian, kebangkitan sektor UMKM akan memicu pemulihan ekonomi nasional. Untuk itu dia berharap perbankan bisa meningkatkan porsi kredit UMKM menjadi 30 persen.
“Bahwa perkreditan usaha kecil sesuai aturan masih 20 persen dan mentoknya disitu saja. Kita ke depan juga mendorong perbankan untuk bisa menyalurkan kredit UMKM lebih besar hingga 30 persen,” kata Agus.
Berdasarkan data Kemenkop UKM, proporsi kredit UMKM terhadap total kredit perbankan baru mencapai 19,97 pada tahun 2020. Adapun realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada sektor produktif di 2020 terus meningkat menjadi 57,25 persen bila dibandingkan tahun 2019 sebesar 52 persen.
Redaktur Senior Paulus Yoga (kiri) dan Staf Khusus Menteri Bidang Hukum, Pengawasan Koperasi dan Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM, Agus Santoso (kanan) berdialog dalam diskusi virtual bertajuk Pemulihan Ekonomi Nasional Melalui Peningkatan Daya Tahan UMKM: Mampukah Melewati Krisis?, Jumat (26/2/2021).
Sementara itu, dari sisi moneter dan makro, Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan empat langkah untuk mempercepat penyelamatan UMKM pasca Covid-19. Empat langkah percepatan itu diantaranya, komunikasi kebijakan darurat Covid-19 kepada UMKM, program virtual peningkatan kapasitas UMKM, sinergi aksi mempercepat akses pembiayaan/permodalan dan pemanfaatan digital payment dan penjualan.
Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI, Yunita Resmi Sari mengatakan empat langkah itu akan menghasilkan peningkatan penjualan dan omzet sehingga terjadi perbaikan arus kas. Perbaikan arus kas juga didukung program restrukturisasi kredit.
“Apakah UMKM bisa melewati krisis? Bisa! Dengan meningkatkan kapasitas dan tidak hanya bertahan tapi bisa naik kelas,” Papar Yunita.
Dalam menopang sektor UMKM di masa pandemi saat ini, peran perusahaan penjamin sangatlah penting. PT Askrindo (persero) mendapatkan mandat dari pemerintah untuk mendorong roda bisnis UMKM dengan memberikan penjaminan kredit melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan program kredit modal kerja (KMK) dalam pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Direktur Utama Askrindo Dedi Suhardi mengatakan, sampai dengan Januari 2021 Askrindo telah menjamin kredit modal kerja dalam program PEN yang mencapai Rp10,7 triliun yang diberikan kepada 444,3 ribu UMKM. Pemberian kredit ini berhasil menyerap 1,2 juta tenaga kerja.
Sementara kredit usaha rakyat (KUR) yang telah dijamin oleh Askrindo mencapai Rp455 triliun yang diberikan kepada 22,8 juta UMKM dan berhasil menyerap 43,2 juta tenaga kerja.
“Hari ini kita melakukan koordinasi dengan beberapa himbara dan difasilitasi oleh Kemenkop untuk melakukan akselerasi pertumbuhan PEN ini,” ucap Dedi.