Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi akan melobi produsen mobil asal Jepang untuk meningkatkan ekspor otomotif Indonesia ke negara-negara potensial. Hal ini dilakukan menyusul turunnya penjualan mobil di pasar dalam negeri maupun ekspor.
“Saya sudah meminta kepada [perusahaan] prinsipal di Jepang, karena ini banyak mobil adalah produksi Jepang, untuk memastikan mereka memakai fasilitas [perdagangan] Indonesia untuk ekspor mobil mereka ke mancanegara. terutama negara yang punya perjanjian perdagangan dengan Indonesia,” kata Lutfi dalam konferensi pers, Kamis (25/2/2021).
Lutfi menjelaskan penjualan mobil di dalam negeri maupun ekspor turun drastis selama pandemi. Data Gaikindo memperlihatkan bahwa penjualan mobil untuk segala jenis pada 2020 merosot hampir 50 persen menjadi hanya 578.000 unit dari realisasi 2019 yang mencapai 1,03 juta unit.
Penurunan serupa terjadi untuk ekspor yang anjlok 19,37 persen dari US$8,18 miliar pada 2019 menjadi hanya US$6,60 miliar. Lutfi mengemukakan realisasi ekspor hanya mencapai sekitar 250.000 unit dari yang normalnya 310.000 unit.
Dia mengharapkan para perusahaan pemegang merek ini dapat mengalokasikan ekspor ke destinasi baru, terutama ke negara seperti Australia yang telah memiliki kesepakatan dagang dengan Indonesia. Dengan demikian, mobil Indonesia dapat menembus pasar Negeri Kanguru tanpa diadang bea masuk.
“Konsumsi mobil Australia mencapai 1,2 juta unit per tahunnya, sedangkan Indonesia sekarang menikmati bea masuk 0 persen ke pasar dengan Indonesia-Australia CEPA, jadi kita bisa ekspor mobil ke sana," tuturnya.
Baca Juga
Jika perusahaan prinsipal memberi lampu hijau ekspor ke Australia, Lutfi membidik ekspor mobil mencapai 100.000 unit setahunnya ke negara tersebut atau sekitar 10 persen dari total konsumsi mobil Australia. Selain ke Australia, ekspor diharapkan dapat mulai masuk ke negara-negara Afrika Utara.