Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri alas kaki berharap masyarakat mulai berbelanja sepatu menyambut Lebaran tahun ini. Hal itu, guna meningkatkan kinerja produksi sepatu yang cukup melandai di pasar domestik.
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie mengatakan selama pandemi Covid-19 masyarakat lebih senang berbelanja sandal ketimbang sepatu. Sejalan dengan hal itu, produsen sepatu juga berharap sejumlah kebijakan guna mendorong permintaan pasar domestik.
"Kami tentu berharap aktivitas perdagangan bisa dipulihkan dan daya beli sudah bisa didorong dengan memangkas biaya ditingkat produsen agar harga konsumen lebih murah," katanya kepada Bisnis, Kamis (25/2/2021).
Sisi lain, Firman mengemukakan kinerja industri alas kaki untuk ekspor periode Januari 2021 naik 13,4 persen senilai US$490,5 juta atau sekitar Rp6,81 triliun dibanding periode sama tahun lalu.
Firman berharap laporan kinerja awal tahun tersebut dapat menjadi pemantik industri alas kaki Tanah Air untuk lebih optimistis ke depan. Adapun pendorong utama kinerja ekspor tersebut adalah komitmen buyer yang masih kuat menjadikan Indonesia sebagai sumber produksinya.
"Selain itu faktor pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat harus berolahraga di ruang terbuka menjadikan permintaan sepatu meningkat," ujarnya.
Baca Juga
Sementara itu, mengutip laporan World Footwear Yearbook 2019, Indonesia memang salah satu pusat produksi alas kaki terbesar keempat di dunia dengan total produksi mencapai 1.271 juta pasang alas kaki setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Indonesia juga merupakan negara eksportir produk alas kaki terbesar ketiga di dunia, dengan total 406 juta pasang alas kaki.
Sementara sepanjang 2020, ekspor alas kaki Indonesia tumbuh 8,97 persen menjadi US$4,80 miliar dibanding tahun sebelumnya US$4,41 miliar. Ekspor komoditas ini menyumbang 3,4 persen terhadap total ekspor nonmigas Indonesia.