Bisnis.com, JAKARTA – Beras impor yang didatangkan Perum Bulog pada 2018 sebesar 1,8 juta ton masih menyisakan stok 381.000 ton sampai awal 2021.
Meski telah berusia lebih dari 2 tahun, Bulog memastikan mutu dari beras eks-impor tersebut masih terjaga dan tetap bisa disalurkan.
Wakil Direktur Utama Perum Bulog Gatot Trihargo menjelaskan masih tersisanya beras eks-impor tak lepas dari berhentinya program penyaluran beras sejahtera (Rastra). Jika program tersebut berlanjut, beras sejatinya diperkirakan akan habis.
“Harusnya saat itu stok sisa 600 ton sehingga waktu itu direncanakan beras impor akan habis. Tetapi karena program pemerintah tidak berlanjut, maka bers impor ini masih tersisa,” kata Gatot dalam diskusi virtual yang digelar Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Kamis (25/2/2021).
Meski masih mengelola beras eks-impor dalam jumlah besar, Gatot memastikan kualitas beras tersebut masih baik dan layak untuk disalurkan. Dia menjelaskan bahwa Bulog akan memakai strategis re-processing dan mencampur beras eks-impor dengan beras baru yang diserap Bulog dari petani lokal.
“381.000 ton ini akan kami proses dan nanti akan kami blending dengan beras baru agar lebih pulen karena beras eks-impor asal Vietnam dan Thailand ini jenisnya pera. Komposisinya nanti 1 banding 1 atau 60 persen dan 40 persen beras lama,” jelasnya.
Baca Juga
Gatot menegaskan beras lama tersebut dalam kondisi baik dan masih bisa disalurkan sehingga pada saat yang sama Bulog tetap bisa optimal menyerap beras. Dia pun menyebutkan beras lama tersebut tidak akan mengalami proses disposal seperti 20.000 ton beras pada awal 2020.
“Kalau dilihat gudang penyimpanan Bulog bagus semuanya dan kualitas terjaga tidak ada yang busuk. Untuk beras disposal 20.000 ton kemarin itu terjadi di Oku dan rusak karena banjir dan berasal dari beras pengadaan dalam negeri,” kata Gatot.
Stok beras Bulog per 25 Februari 2021 sendiri mencapai 881.415 ton yang terdiri atas 854.558 ton beras untuk public service obligation (PSO) dan 26.857 ton beras komersial. Untuk tahun ini, perusahaan menargetkan penyerapan 1,4 juta ton baik untuk cadangan beras pemerintah (CBP) maupun komersial.